Liputan6.com, Jakarta Penjualan air minum dalam kemasan diperkirakan menembus 24 miliar liter pada 2014, atau naik 11% dari realisasi tahun lalu 22,5 miliar liter. Target ini sejalan dengan prediksi Kementerian Perindustrian.
"Pertumbuhan tahun ini minimal 11%," ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) Hendro Baroeno seperti ditulis Senin (10/3/2014).
Namun, mengenai target besaran omzet yang diingin dicapai oleh para anggota ASPADIN, Hendro mengaku tidak bisa memperhitungkan secara pasti. Hal ini karena harga setiap merek dagang air minum dalam kemasan memiliki perbedaan. Terlebih lagi perbedaan antara harga merek nasional dengan lokal bisa mencapai 20%-30%.
"Kami sendiri kesulitan dalam menghitung omzet, karena masing-masing merek perbedaan harganya cukup jauh," lanjutnya.
Sementara itu, bencana banjir yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, diharapkan tidak akan menganggu kinerja dari perusahaan-perusahaan air minum nasional. Kerugian akibat banjir ini pun belum dapat dihitung karena beberapa perusahaan terutama di Jawa dan Sumatera belum melaporkan kerugian finansial dalam jumlah besar akibat bencana ini.
"Di daerah itu punya cukup banyak lokasi pengolahan. Kecuali untuk di pulau lain seperti Kalimantan," tandasnya.
Advertisement