Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada seluruh petani di Indonesia untuk mulai menanam palawija ketimbang padi dan kedelai. Sebab Indonesia bersiap menghadapi musim kemarau atau El Nino pada pertengahan tahun ini.
Kepala BMKG, Andi Eka Sakya meramalkan elnino bakal terjadi di periode Agustus-September ini. Sehingga pihaknya terus memantau pergerakan musim tersebut dari suhu muka laut di Pasifik.
"El Nino akan terjadi lebih lama jika memang kategorinya lemah. Makanya kita terus mengamati karena perkiraan kita suhu muka laut di Pasifik saat ini bergerak dari Barat ke Timur. Itu artinya memang tanda-tanda elnino akan terjadi, tapi tidak semasif tahun 1997-1998, jadi kita perkirakan akan lemah," ujar dia di Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Musim kemarau lemah, jelas Eka, berarti berkaitan dengan kekeringan. Artinya terjadi kekurangan pasokan uap air ke Indonesia berkurang.
Namun kekurangan uap air tersebut tak akan separah periode 1997-1998. Musim kemarau, menurutnya, akan terjadi di Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua.
"Saat kemarau maka curah hujan berkurang. Setiap daerah kondisinya berbeda, dan kita punya 342 zona musim yang masing-masing punya karakter berlainan," ucapnya.
Dia mengimbau agar seluruh masyarakat dapat terus waspada karena BMKG akan melaporkan perkembangan musim dan cuaca dalam rapat koordinasi. Selain itu, Eka menyarankan supaya petani mulai berpikir mengubah jenis tanaman yang akan ditanam.
"Jika petani sudah mengetahui sejak awal (akan ada kemarau), sebaiknya mereka berpikir menanam palawija dibandingkan padi dan kedelai," imbau dia.