Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Indonesia Jauh Tertinggal

Negara ASEAN membidik Indonesia sebagai pasar potensial untuk memasarkan produk-produknya.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Jun 2014, 09:29 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2014, 09:29 WIB
Pasar Bebas ASEAN
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Denpasar- Reporter: Dewi Divianta

Saat ini Indonesia mengalami tertinggal jauh dibanding negara tetangga dalam menyambut ASEAN Community. Jika tidak segera berbenah, Indonesia hanya menjadi pasar empuk bagi negara anggota ASEAN.

Hal itu diungkapkan oleh Forum Pemuda Pelajar Indonesia (FPPI). FPPI menggelar pertemuan selama dua hari sejak Jumat lalu untuk membahas sejumlah agenda yang akan diusung ASEAN Community, di antaranya adalah politik-keamanan, ekonomi dan sosial-budaya.

Anggota PPI asal Thailand Aldian Farabi mengatakan, Thailand sejak enam tahun lalu telah mempersiapkan diri era komunitas ASEAN. "Di Thailand contohnya, sudah diajarkan Bahasa Indonesia secara masif bekerja sama dengan banyak perguruan tinggi," ujar Aldian, Minggu (22/6/2014).

Ia melanjutkan, Thailand ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial dari berbagai produk pertanian dan pariwisata terutama di bidang tenaga kerja pariwisata. "Mereka menilai Indonesia menjadi pasar paling besar di ASEAN bagi berbagai produk pertanian Thailand selain Vietnam," sebutnya.

Bahkan, ia melanjutkan, Thailand sudah melakukan pemetaan pasar dan investasi di Indonesia. Sebagian besar  produk yang dihasilkan dipakai untuk pemenuhan kebutuhan atau konsumsi, selebihnya untuk investasi pasar di beberapa negara di ASEAN.

Sementara anggota PPI Malaysia, Stevadi Zaki Halim mengatakan, banyak negara ASEAN yang membidik Indonesia sebagai pasar potensial untuk memasarkan produk-produknya. "Itulah sebabnya Indonesia harus kuat mempertahankan kualitas produk dalam negeri dan persaingan SDM," tekan Zaki.

Di Malaysia misalnya, beberapa TKI formal sektor industri sudah banyak mendapatkan pengakuan. Beberapa produk Indonesia juga menjadi mahal seperti kain tenun dan batik. Selebihnya, Indonesia masih kalah dibanding dengan negara-negara lainnya. Pada saat yang sama, Indonesia hanya dipakai sebagai pasar yang menguntungkan negara mereka.

Persiapan Indonesia sendiri, seperti dituturkan Sterring Commite (SC) PPI Masykur Harahap belum terlalu baik. Indonesia dinilai belum maksimal mempersiapkan masuk ASEAN Community. Salah satunya adalah Indonesia harus memperkuat kualitas produk dalam negeri.

PPI melahirkan 28 rekomendasi yang akan diserahkan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah. "Kami akan menyerahkan rekomendasi yang berjumlah 28 butir kepada pemerintah. Ke-28 butir rekomendasi tersebut lahir dari kajian tim yang tersebar di beberapa negara di ASEAN yang bisa menjadi acuan bagi pemerintah baik pusat maupun di daerah," ujarnya.

Secara keseluruhan, isi rekomendasi tersebut adalah soal penguatan ekonomi Indonesia terutama dalam persiapan menyambut komunitas ASEAN yang segera akan diberlakukan, selain pembenahan ekonomi internal Indonesia termasuk pemberantasan korupsi dan memperkuat kualitas SDM melalui pendidikan. Dalam kajian PPI, hampir seluruh negara-negara di Asean telah mempersiapkan era komunitas ASEAN yang akan diberlakukan.

"Karena itu, dalam butir rekomendasi dijelaskan upaya memperkuat produk dalam negeri dan mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri. Selama ini negara-negara di ASEAN hanya menjadi lahan eksploitasi negara Industri atau negara-negara adidaya. Komunitas ASEAN harus mempertegas kekuatannya, menyaingi negara-negara adidaya tersebut," imbuhnya. (Dewi Divianta/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya