Tarik Ulur Pengumuman Kabinet Picu Persepsi Pasar Negatif

Sejumlah ekonom menilai, tarik uluar pengumuman susunan menteri di kabinet Jokowi-JK bisa berdampak negatif ke pasar keuangan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Okt 2014, 09:06 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 09:06 WIB
Jokowi-JK
Jokowi-JK di Rumah Transisi, Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pembatalan pengumuman susunan utuh kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diperkirakan akan mempengaruhi pasar keuangan Indonesia. Pasalnya para pelaku pasar telah menunggu nama-nama menteri paska pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dua hari lalu.

Ekonom Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih mempertanyakan alasan pembatalan tersebut. Kesimpangsiuran pengumuman menteri dapat berdampak negatif bagi pasar.

"Kalau dibatalkan karena mau mencari nama menteri lain akibat tanda merah atau rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sih bisa diterima. Tapi jika ternyata ada campur tangan partai yang masih minta jatah kursi, persepsi pasar jelek," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/10/2014).

Lana pun mempertanyakan sikap independen Jokowi dari campur tangan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri. Sebab, katanya, banyak anggapan bahwa Jokowi akan mudah disetir oleh "Ibu Ratu".

"Tarik ulur pengumuman kabinet disinyalir pasar kurang bagus. Jadi bisa membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi," tegas dia tanpa bersedia memproyeksikan level kurs rupiah.

Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), Ina Primiana meminta kepada Jokowi-JK untuk segera mengumumkan susunan kabinet Jokowi-JK, paling lambat pekan ini.

"Ya walaupun harus mencari menteri yang sesuai dengan harapan masyarakat yang bersih, tetap diumumkannya mesti segera. Jangan sampai tarik ulur karena ada kepentingan. Lagipula Kementerian/Lembaga yang kosong (pimpinan) harus segera diisi, jangan lama-lama," cetus Ina.

Sekadar informasi, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Rabu (22/10/2014), mencatat nilai tukar rupiah kembali melemah ke level Rp 12.026 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah sempat menguat ke level tertinggi dalam empat minggu terakhir di level Rp 12.026 per dolar AS. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya