Update Korban Tewas Gempa Thailand dan Myanmar Jadi 704 Orang, Ribuan Lainnya Terluka

Myanmar mencatat kematian hingga lebih dari 600 orang.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 29 Mar 2025, 12:17 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2025, 12:17 WIB
Jalanan di Kota Naypyidaw Terbelah
Sebelumnya, gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar tengah pada 28 Maret 2025. Gempa merusak jalan-jalan di ibu kota Naypyidaw, menghancurkan bangunan serta memaksa orang-orang mengungsi ke jalan-jalan di negara tetangga, Thailand. (Sai Aung MAIN/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Naypyidaw - Korban tewas akibat gempa dahsyat magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3/2025) yang melanda Myanmar telah mencapai hampir 700 orang, sementara tim penyelamat terus menggali puing-puing bangunan yang runtuh dalam upaya mencari korban selamat.

Gempa dangkal mengguncang wilayah barat laut Kota Sagaing di Myanmar tengah pada 12.50 waktu setempat, disusul beberapa menit kemudian oleh gempa susulan magnitudo 6,4. Gempa merobohkan bangunan, meruntuhkan jembatan, dan merusak jalan di berbagai wilayah Myanmar. Kerusakan parah dilaporkan terjadi di kota terbesar kedua, Mandalay, di mana terdapat lebih dari 1,7 juta penduduk.

Seorang warga yang dihubungi melalui telepon mengatakan kepada AFP bahwa kota itu sangat kekurangan personel penyelamat.

Junta militer Myanmar seperti dikutip dari The Guardian menyatakan bahwa setidaknya 694 orang tewas dan hampir 1.700 luka-luka di wilayah Mandalay. Sekitar 10 korban jiwa tambahan dikonfirmasi di Bangkok, ibu kota Thailand, di mana sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh.

Namun, dengan jaringan komunikasi yang masih kacau, laporan lengkap dari negara tertutup di bawah rezim militer ini belum bisa diperoleh. Jumlah korban diprediksi akan terus bertambah secara signifikan.

Menurut ahli geologi Amerika Serikat (AS), ini adalah gempa terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad. Guncangannya begitu kuat hingga merusak bangunan di Bangkok, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.

Di Bangkok, Thailand, tim penyelamat bekerja sepanjang malam mencari pekerja yang terjebak ketika gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dibangun roboh, berubah dalam hitungan detik menjadi tumpukan puing.

Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt menuturkan kepada AFP bahwa sekitar 10 orang dikonfirmasi tewas di seluruh kota, sebagian besar akibat runtuhnya gedung pencakar langit tersebut. Namun, hingga 100 pekerja masih belum ditemukan di lokasi bangunan itu, yang terletak dekat pasar akhir pekan Chatuchak — tempat wisata populer.

"Kami melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang ada karena setiap nyawa penting," kata Chadchart kepada wartawan di lokasi. "Prioritas kami adalah bertindak secepat mungkin untuk menyelamatkan mereka semua."

Otoritas Kota Bangkok mengatakan akan mengerahkan lebih dari 100 insinyur untuk memeriksa keamanan bangunan setelah menerima lebih dari 2.000 laporan kerusakan.

"Hingga 400 orang terpaksa bermalam di ruang terbuka di taman kota karena rumah mereka tidak aman untuk ditinggali," ujar Chadchart.

Promosi 1

Junta Militer Myanmar Mohon Bantuan

Sejumlah Pasien di Kompleks Rumah Sakit Thailand Dievakuasi
Sebelumnya, gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar tengah pada 28 Maret 2025, membuat jalan-jalan di ibu kota Naypyidaw lumpuh, merusak bangunan, dan memaksa orang-orang mengungsi ke jalan-jalan di negara tetangga, Thailand. (Chanakarn Laosarakham/AFP)... Selengkapnya

Gempa signifikan sangat jarang terjadi di Bangkok dan guncangan pada Jumat itu membuat para pembeli dan pekerja berhamburan ke jalan dengan panik di seluruh kota. Meski tidak ada kehancuran masif, guncangan itu menciptakan pemandangan dramatis seperti kolam renang di atap gedung yang tumpah.

Bahkan rumah sakit pun dievakuasi. Seorang perempuan melahirkan di luar ruangan setelah dipindahkan dari gedung rumah sakit. Seorang ahli bedah juga terus mengoperasi pasien setelah evakuasi, menyelesaikan operasi di luar ruangan.

Namun, kerusakan terparah terjadi di Myanmar, di mana empat tahun perang saudara pasca-kudeta militer telah menghancurkan sistem kesehatan dan tanggap darurat.

Pemimpin junta militer Min Aung Hlaing telah menyampaikan permohonan bantuan internasional yang sangat langka, menandakan betapa seriusnya bencana ini. Rezim militer sebelumnya biasanya menolak bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.

Myanmar memberlakukan keadaan darurat di enam wilayah terdampak terparah setelah gempa. Di salah satu rumah sakit besar di ibu kota Naypyidaw, tenaga medis terpaksa merawat korban luka di tempat terbuka. Seorang pejabat menggambarkannya sebagai "area korban massal".

"Saya belum pernah melihat (kejadian) seperti ini sebelumnya. Kami berusaha menangani situasi. Saya sangat kelelahan sekarang," kata seorang dokter kepada AFP.

Uluran Tangan AS hingga Uni Eropa

Para penyintas gempa bumi menunggu untuk menerima perawatan medis di kompleks rumah sakit di Naypyidaw pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi di Myanmar bagian tengah. (Dok: AFP/Sebastien Berger)
Para penyintas gempa bumi menunggu untuk menerima perawatan medis di kompleks rumah sakit di Naypyidaw pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi di Myanmar bagian tengah. (Dok: AFP/Sebastien Berger)... Selengkapnya

Tawaran bantuan asing mulai berdatangan, dengan Presiden Donald Trump pada Jumat berjanji AS akan mengirim bantuan.

"Ini mengerikan," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval ketika ditanya apakah dia akan menanggapi permintaan bantuan oleh junta militer Myanmar. "Ini sangat buruk dan kami akan membantu. Kami sudah berbicara dengan negara tersebut."

India, Prancis, dan Uni Eropa turut menawarkan bantuan, sementara WHO mengatakan sedang memobilisasi persiapan pasokan untuk penanganan trauma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya