Awal 2015, Harga Minyak Masih Lesu

Harga minyak mentah dunia masih merosot seiring volume perdagangan tipis dan dolar menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jan 2015, 07:20 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 07:20 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Mengawali tahun 2015, harga minyak mentah dunia masih merosot dipicu dari kelebihan pasokan dan ada harapan investasi baru.

Harga minyak mentah Brent turun 91 sen menjadi US$ 56,42 per barel. Sebelumnya harga minyak Brent sempat sentuh level terendah di kisaran US$ 55,48. Rata-rata harga minyak sempat sentuh kisaran US$ 110 per barel antara 2011 dan 2013.

Sedangkan harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Februari turun 58 sen ke level US$ 52,69 per barel.

Sejumlah sentimen mempengaruhi harga minyak. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) naik 0,9 persen pada Jumat pekan ini. Kombinasi pasokan dan dolar menguat telah menekan harga minyak mentah.

"Ini ada downtren untuk jangka panjang. Ini juga memakan waktu lama untuk harga jatuh cukup rendah untuk memotong kelebihan produksi," tutur Analis United-ICAP, Walter Zimmerman, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (3/1/2015).

Sementara itu, Direktur Frost and Sullivan, Carl Larry menuturkan, para trader mencari sinyal untuk harga minyak mentah di kisaran US$ 52 per barel. Selain itu, volume perdagangan juga cenderung tipis. "Kami semua menunggu investasi baru pada pekan depan," kata Carl.

Negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC menolak untuk membatasi produksi minyak pada November meski pun ada tekanan dari anggota negaranya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran mendesak Arab Saudi mengambil tindakan untuk mendukung harga minyak. Hal itu karena harga minyak turun dapat mempengaruhi negara produsen minyak.

Sementara itu, pasokan minyak di Amerika Serikat turun 1,8 juta barel pada pekan lalu. Namun pasokannya meningkat 2 juta barel pada kontrak minyak mentah Amerika Serikat.  (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya