Top 5 Bisnis: Beda Rupiah Terpuruk Era Jokowi dan SBY Paling Hot

Ternyata pelemahan rupiah kali ini berbeda situasinya dengan yang terjadi di era kepemimpinan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyon0.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Mar 2015, 08:18 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2015, 08:18 WIB
Penurunan Rupiah 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi nilai tukar rupiah sudah mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, rupiah telah melemah hingga menembus Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah ini pun mempengaruhi banyak hal. Pemerintah pun mengambil langkah-lanngkah guna membuat rupiah kembali menguat.

Tak hanya di era Presiden Jokowi, pelemahan rupiah juga terjadi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun ternyata pelemahan rupiah kali ini berbeda situasinya dengan yang terjadi di era kepemimpinan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Artikel tentang perbedaan pelemahan rupiah di era Jokowi dan SBY paling tuai perhatian pembaca Liputan6.com. Selain soal rupiah, pembaca juga menyoroti soal seluk beluk batu mulia termasuk batu akik di dalamnya. Berikut daftar lengkap 5 berita paling tuai perhatian, Jumat (13/3/2015):

1. Ini Beda Risiko Pelemahan Rupiah di Era SBY dan Jokowi


Nilai tukar rupiah dalam dua pekan ini masih bergerak di kisaran Rp 13.000 per dolar AS. Namun demikian ‎Bank Indonesia memastikan pelemahan tersebut masih yang terbaik jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Tahukah Anda bahwa pelemahan rupiah kali ini berbeda situasinya dengan yang terjadi serupa di era kepemimpinan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono?

2. Meski Rupiah Ambruk, RI Tak Bakal Krisis

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil menegaskan, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi saat ini hanya bersifat temporal. Kendati telah menembus level Rp 13.200 per dollar AS atau level yang sama saat terjadi krisis ekonomi di tahun 1998, namun kondisi saat ini jauh berbeda dengan berbeda dengan krisis pada 17 tahun yang lalu.

"Jangan dibandingkan 1998 dengan sekarang, itu salah. Di 1998 Indonesia depresi dari Rp 2.400 per dolar AS ke level Rp 13.000 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS. Itu kenaikannya sampai ratusan persen. Sekarang hanya 5 persen dan yang dialami Malaysia lebih tinggi, Euro lebih tinggi," kata dia seperti ditulis Kamis (12/3/2015).

3. Begini Seluk Beluk Batu Akik yang Kini Jadi Buruan

Fenomena demam batu mulia atau batu akik belakangan ini membuat masyarakat Indonesia terhipnotis. Bahkan ada yang berani menghargai koleksi batunya dengan kocek besar. Namun apakah masyarakat sudah tahu apa batu mulia itu?.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengungkapkan, Batu mulia (Gemstones) adalah segala jenis batuan, mineral dan bahan alam lainnya termasuk beberapa jenis bahan organik yang setelah diproses dengan sentuhan teknologi memiliki keindahan dan ketahanan yang mencukupi untuk dijadikan sebagai batu permata

4. Begini Cara Menentukan Harga Batu Mulia

Batu mulia atau batu akik yang kini tengah digandrungi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, dijual dengan harga yang beragam. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar mengungkapkan ada empat hal yang menentukan pembentukan harga batu mulia.

5. Rupiah Terus Merosot ke Level 13.213 per Dolar AS

Rupiah memimpin penurunan mata uang di Asia dan mencapai pelemahan terparah dalam 16 tahun terakhir setelah Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa rupiah baik-baik saja. Alhasil, keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) terus menghantam rupiah hingga ke atas level US$ 13.200 per dolar AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya