Impor Tinggi Picu Bongkar Muat Terminal Peti Kemas Semarang Naik

Diperkirakan volume bongkar muat tersebut akan terus meningkat.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 13 Mar 2015, 11:31 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2015, 11:31 WIB
Ini Penyebab Ekspor Indonesia Merosot
Suasana aktifitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (2/9/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Semarang - Volume impor yang masuk melalui Jawa Tengah meningkat kurun dua bulan di tahun ini. Pada februari saja, impor tercatat naik hingga 6,6 persen.
 
Hal itu berdampak pada kenaikan volume bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) hingga 5,6 persen pada Februari 2015.
 
Menurut General Manager TPKS, Iwan Sabatini, volume bongkar muat bulan Februari mencapai 47.759 teus atau meningkat dibandingkan dengan volume bongkar muat yang dicapai pada Februari 2014 yang mencapai 45.241 teus.
 
Sedangkan volume bongkar muat pada 2015, dari awal bulan Januari hingga saat ini sudah mencapai 100.067 teus. Jumlah tersebut sudah mencapai 15,17 persen dari total target awal yaitu sebesar 660 ribu teus.
 
"Peningkatan volume tersebut dipengaruhi adanya peningkatan ekspor dan impor dari Jawa Tengah. Dari sisi ekspor maupun impor, peningkatan signifikan terjadi di sisi impor yaitu mencapai 6,6 persen," kata Iwan Sabatini kepada Liputan6.com, Jumat (13/3/2015).
 
Sementara untuk produktivitas bongkar muat kontainer atau peti kemas impor TPKS pada Februari sebesar 23.031 teus, atau meningkat dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 21.608 teus.
 
 
Diperkirakan volume bongkar muat tersebut akan terus meningkat. Apalagi Jawa Tengah diklaim sangat diminati  pelaku usaha termasuk perusahaan kapal
pengangkut barang.
 
"Untuk perusahaan kapal pengangkut barang sudah ada yang menyampaikan rencananya yaitu mendatangkan kapal dengan dimensi lebih besar yaitu lebih dari 30 ribu GT dengan jumlah muatan lebih dari 2.000 boks," kata Iwan.
 
Selama ini, kapal-kapal peti kemas yang bisa sandar di TPKS masih dengan dimensi kapal di bawah 30 ribu GT. Untuk bisa disandari kapal dengan ukuran lebih dari itu maka dibutuhkan pendalaman alur dan kolam sekitar -12 meter LWS (Low Water Spring).
 
Hal itu jelas membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah. Dengan demikian, angkutan logistik melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ke depannya bisa lebih meningkat.
 
Sementara itu, untuk terus meningkatkan jumlah kapal maupun peti kemas yang masuk maupun keluar melalui Pelabuhan Tanjung Emas, saat ini TPKS sedang melakukan proyek perluasan lapangan penumpukan seluas 5,3 hektar.
 
"Untuk saat ini progressnya sekitar 82 persen. Selain itu, kami juga melaksanakan perpanjangan dermaga sepanjang 105 meter, nantinya total dermaga akan mencapai panjang total 600 meter siap di sandari tiga kapal besar," kata Iwan. (Edhie/Nrm)
 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya