Jokowi Dorong Pelabuhan Integrasi dengan Kawasan Industri

Presiden Jokowi meminta BUMN membangun pelabuhan tidak nanggung untuk menciptakan sistem terintegrasi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 22 Mei 2015, 16:38 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2015, 16:38 WIB
Presiden Jokowi Memperingati Isra Miraj di Istana Negara
Presiden Jokowi dan Ibu negara Iriana memperingati Isra Miraj di Istana Negara.

Liputan6.com, Surabaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pembangunan pelabuhan di Indonesia berintegrasi dengan kawasan industri. Karena itu, luas lahan pembangunan pelabuhan itu harus mencapai 200 hektar sehingga juga ada pembangunan kawasan industri untuk mendorong efisiensi.

"Jadi di situ sudah ada pelabuhan sekaligus kawasan industri sehingga jarak antara pelabuhan dan kawasan industri menjadi dekat dan sangat efisien," kata Jokowi saat acara peresmian revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Terminal Teluk Lamong, Jumat (22/5/2015).

Jokowi pun sudah menyampaikan kepada manajemen Pelindo I, II, III dan IV kalau pemerintah sedang membangun sistem terintegrasi untuk logistik nasional sehingga dioperasikan dari satu tempat saja.

"Itulah sebabnya, arah ke depan yang ingin diperjuangkan adalah kalau membangun pelabuhan jangan nanggung-nanggung," kata Jokowi.

Karena itu Jokowi mengapresiasi pembangunan terminal Teluk Lamong yang akan menjadi contoh bagaimana BUMN dapat bekerja sama baik dengan Walikota, serta Gubernur dan DPRD sehingga pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik.

"Pada tahap awal ini, Terminal Teluk Lamong bisa mencapai kapasitas dari 1,5 juta TEUs per tahun. Pada 2020, paling tidak bisa mencapai 5,5 juta TEUs per tahun," tutur Jokowi.

Untuk diketahui, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah menyelesaikan dua proyek, yakni revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan pembangunan Terminal Teluk Lamong di Jawa Timur.

Menurut Sekretaris Perusahaan Pelindo III Yon Irawan dengan selesainya revitalisasi APBS dan pembangunan Terminal Teluk Lamong, diharapkan bisa mendongkrak daya saing Indonesia sebagai negara maritim di dunia.

"Selesainya dua proyek besar Pelindo III itu diharapkan dapat memicu bangkitnya sektor maritim Indonesia yang dimulai dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur, khususnya di bidang logistik dan kepelabuhan," kata dia.

Dia menjelaskan, APBS akan menjadi akses masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Akses ini berhasil direvitalisasi dengan cara diperdalam dan diperlebar hingga kedalaman minus 13 meter LWS dan lebar 150 meter. (Dian Kurniawan/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya