Proyek Tol Medan-Binjai Bikin Harga Tanah ‎Melonjak Tajam

Para penanam modal sudah mulai melirik kawasan Medan-Binjai untuk ragam investasi di sektor manufaktur dan lainnya.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Agu 2015, 20:36 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 20:36 WIB
20150728- Proyek Jalan Layang Non Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta
Penampakan pembangunan Proyek Jalan layang Non Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara, Selasa (28/7/2015). Kementerian PU menargetkan pembangunan jalan layang Non Tol selesai akhir tahun 2015. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan salah satu ruas tol Trans Sumatera, Medan-Binjai sepanjang 16,6 kilometer (km) ikut mendongkrak harga tanah di wilayah tersebut. Kenaikannya tak tanggung-tanggung, sudah mencapai Rp 1 juta per meter persegi (m2).

Demikian disampaikan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), I Gusti Ngurah Putra saat Penandatanganan Perjanjian Kerjama Pemberian Fasilitas Pinjaman di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

"Harga tanah ‎di daerah Medan-Binjai sekarang sudah Rp 2,5 juta per meter persegi. Harga naik dari sebelumnya di kisaran harga jual Rp 1,5 juta per meter persegi. Ini value yang bisa di-generate dari pembangunan tol itu," jelas dia.

Saat ini, diakui Putra, para penanam modal sudah mulai melirik kawasan Medan-Binjai untuk ragam investasi di sektor manufaktur dan lainnya. "Sepertinya mereka sudah membidik peluang untuk masuk karena ada infrastruktur," cetus dia.

‎Sebelumnya, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero memberikan fasilitas pinjaman (utang) kepada PT Hutama Karya (Persero) ‎sebesar Rp 481 miliar.

Pinjaman ini digelontorkan untuk mengerjakan pembangunan jalan tol Trans Sumatera, ruas Medan-Binjai yang menjadi penugasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Hutama Karya.

"Proyek tol Trans Sumatera ini sangat strategis untuk menggerakkan perekonomian Sumatera. Ruas pertama yang akan dibangun adalah Medan-Binjai, karena Hutama Karya ditugaskan Presiden untuk membangun tol Trans Sumatera," ujar Direktur Utama SMI Emma Sri Martini.

Menurut Emma, SMI memberikan fasilitas pinjaman ke Hutama Karya sebesar Rp 481 miliar dengan tenor 25 tahun dan grace period selama 15 tahun. Nilai utangan tersebut hampir separuh dari total nilai proyek Medan-Binjai sebesar Rp 1,6 triliun untuk membangun ruas tol sepanjang 16,6 kilometer (Km).

"Kita berikan kredit Rp 481 miliar den‎gan tenor sangat panjang, di mana perbankan belum bisa masuk ke sektor ini. Tenor 25 tahun dan grace period 15 tahun," terang dia.

Sisa kebutuhan pendanaan kontruksi Medan-Binjai, sambung Emma, akan dipenuhi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang sudah dicairkan Menkeu sebesar Rp 3,6 triliun untuk BUMN Konstruksi itu.

"Hutama Karya sudah dapat PMN Rp 3,6 triliun, diantaranya sebesar Rp 1,1 triliun untuk Medan-Binjai. Sisa PMN akan digunakan untuk membangun tol Palembang-Indralaya dan Terbanggi-Lampung," jelasnya.

‎Medan-Binjai, kata dia, merupakan bagian dari jalur Trans Sumatera. Ruas jalan tol ini terbagi menjadi tiga seksi, yakni seksi 1 dari Tanjung Mulia-Helvetia, seksi 2 dari Helvetia-Semayang dan seksi 3 dari Semayang-Binjai.

Dalam Perpres, Nomor 100 Tahun ‎2014 mengamanatkan Hutama Karya membangun empat ruas jalan tol Trans Sumatera. Setelah Medan-Binjai, ketiga ruas lainnya yang akan dikerjakan adalah ruas tol Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar dan tol Pekanbaru-Dumai.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya