Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin telah meluncurkan program kuliah gratis untuk tahun ajaran baru tahun ini.
Alex menjelaskan, program pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi ini merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di Indonesia.
"Kami tidak menetapkan secara pasti berapa mahasiswa yang akan mendapatkan program kuliah gratis ini, namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu dan kedepannya anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah," tuturnya Senin (24/8/2015).
‎Sebelumnya, Sumsel sejak tahun 2008 telah menggratiskan biaya Pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA atau sederajat baik negeri maupun swasta, bahkan di Kabupaten Musi Banyuasin Sumsel telah dimulai sejak tahun 2002.
Dengan ini, Alex bersama Wakil Gubernur H Ishak Mekki telah menepati janji kampanyenya dua tahun silam. Alex mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp50 miliar untuk awal, dan akan terus bertambah seiring dengan waktu dan kemampuan daerah.
Ada tiga kriteria umum agar bisa mendapatkan program kuliah gratis ini. Calon mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk, serta bukan perokok aktif. Dengan digulirkannya sekolah gratis sampai sarjana ini, Alex berharap semua anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat mengakses pendidikan secara maksimal.
"Tidak ada alasan bagi masyarakat Sumsel untuk tidak sekolah dan mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Semua biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademis sudah disiapkan. Semua ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sumsel," tutur Alex.
Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng Universitas di Korea Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program kuliah gratis agar program ini benar-benar menghasilkan sarjana yang handal.
Sementara perguruan tinggi dalam negeri yang akan mendukung program kuliah gratis pada tahap awal ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, dan Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, para calon mahasiswa nantinya akan diseleksi oleh pihak perguruan tinggi masing-masing. Untuk tahap awal, kuota penerima kuliah gratis sebanyak 2.000 mahasiswa.
Selain itu juga pihaknya menghimbau kepada perguruan tinggi negeri khususnya yang ada di dalam provinsi Sumatera Selatan untuk segera mengirimkan data calon mahasiswa yang bakal mendapakan program kuliah gratis tersebut.
Ditegaskan nantinya, para mahasiswa penerima program kuliah gratis tersebut tidak akan dibiarkan menganggur. Para lulusan kuliah gratis wajib mengabdi dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya untuk kemajuan pembangunan di Sumsel.
"Tidak ada ikatan dinas untuk mengabdi di Sumsel. Tetapi saat mahasiswa penerima program kuliah gratis tersebut lulus, tidak akan dibiarkan menganggur dan diprioritaskan untuk bekerja membangun Sumsel. Sejalan dengan prodi-prodi yang disediakan dalam program ini yang memang dibutuhkan untuk kemajuan Sumsel," pungkasnya. (Yas/Ndw)
Sumsel Jadi Provinsi Pertama yang Punya Program Kuliah Gratis
Liputan6.com, Palembang - Gubernur Sumatra Selatan H Alex Noerdin telah meluncurkan program kuliah gratis untuk tahun ajaran baru tahun ini.
Alex menjelaskan, program pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi ini merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di Indonesia.
"Kita tidak menetapkan secara pasti berapa mahasiswa yang akan mendapatkan program kuliah gratis ini, namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu dan kedepannya anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah," tuturnya Senin (24/8/2015).
‎
Sebelumnya Sumsel sejak tahun 2008 telah menggratiskan biaya Pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA atau sederajat baik Negeri maupun Swasta, bahkan di Kabupaten Musi Banyuasin Sumsel telah dimulai sejak tahun 2002.
Dengan ini, Alex bersama Wakil Gubernur H Ishak Mekki telah menepati janji kampanyenya dua tahun silam. Alex mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp50 miliar untuk awal, dan akan terus bertambah seiring dengan waktu dan kemampuan daerah.
Ada tiga kriteria umum agar bisa mendapatkan program kuliah gratis ini. Calon mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk, serta bukan perokok aktif. Dengan digulirkannya sekolah gratis sampai sarjana ini, Alex berharap semua anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat mengakses pendidikan secara maksimal.
"Tidak ada alasan bagi masyarakat Sumsel untuk tidak sekolah dan mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Semua biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademis sudah disiapkan. Semua ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sumsel," tutur Alex.
Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng Universitas di Korea Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program kuliah gratis agar program ini benar-benar menghasilkan sarjana yang handal.
Sementara perguruan tinggi dalam negeri yang akan mendukung program kuliah gratis pada tahap awal ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, dan Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, para calon mahasiswa nantinya akan diseleksi oleh pihak perguruan tinggi masing-masing. Untuk tahap awal, kuota penerima kuliah gratis sebanyak 2.000 mahasiswa.
Selain itu juga pihaknya menghimbau kepada perguruan tinggi negeri khususnya yang ada di dalam provinsi Sumatera Selatan untuk segera mengirimkan data calon mahasiswa yang bakal mendapakan program kuliah gratis tersebut.
Ditegaskan nantinya, para mahasiswa penerima program kuliah gratis tersebut tidak akan dibiarkan menganggur. Para lulusan kuliah gratis wajib mengabdi dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya untuk kemajuan pembangunan di Sumsel.
"Tidak ada ikatan dinas untuk mengabdi di Sumsel. Tetapi saat mahasiswa penerima program kuliah gratis tersebut lulus, tidak akan dibiarkan menganggur dan diprioritaskan untuk bekerja membangun Sumsel. Sejalan dengan prodi-prodi yang disediakan dalam program ini yang memang dibutuhkan untuk kemajuan Sumsel," pungkasnya. (Yas)
Advertisement