Liputan6.com, Jakarta Realestat Indonesia (REI) meyakini penjualan properti pada 2017 berada dalam tren positif. Pelaku usaha properti saat ini mulai menyiapkan produk-produk terbaru yang diharapkan menjadi sumber penjualan di tahun depan.
Di sisi lain, minat investor terhadap sektor properti pun masih cukup tinggi sehingga bakal mempercepat pertumbuhan pasar.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata, yang ditulis, Jumat (16/12/2016).
Advertisement
Baca Juga
“Kalau dilihat tren pertumbuhan penjualan properti sudah terasa sejak kuartal III 2016, dan kondisi itu diprediksi akan terus berlanjut di 2017. Meski tumbuhnya belum optimal, namun pelaku usaha properti akan memanfaatkan momentum tersebut. Perkiraan saya pasar akan tumbuh lebih cepat di pertengahan 2017,” ujar dia usai acara “HousingEstate Awards 2016” di Jakarta, Kamis kemarin.
Ajang ini merupakan penghargaan tinggi yang diberikan kepada pengembang maupun industri terkait lainnya.
Menurut dia, kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) yang digulirkan pemerintah akan menjadi salah satu pemicu bergairahnya kembali sektor properti.
Selain sejumlah faktor positif ekonomi, gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah, relaksasi LTV, tren penurunan suku bunga kredit, serta segera terbitnya aturan penyederhanaan perizinan di sektor perumahan yang merupakan amanah Paket Kebijakan Ekonomi ke-13.
Sebagai garda terdepan pembangunan bangsa di bidang perumahan, Eman menekankan pentingnya pengembang untuk mampu bertahan (survive) menghadapi berbagai kendala di lapangan.
“Begitu banyak pihak yang tergantung dengan proyek pengembang, banyak konstribusi pajak yang bisa disetor, dan banyak hasil pembangunan yang sudah dirasakan. Oleh karena itu, penting sekali pemerintah memerhatikan sektor ini,” tegas alumni Teknik Planologi ITB tersebut.
Segmen menengah atas paling merasakan penurunan permintaan dalam dua tahun terakhir. Sedangkan segmen rumah kelas bawah (subsidi) permintaannya masih tumbuh.
Segmen ini telah menjadi obat khususnya untuk pengembang daerah anggota REI yang jumlahnya mencapai 3.700 pengembang, di mana 70 persen diantaranya merupakan pengembang rumah menengah bawah. Dan 80 persen tersebar di daerah di luar Jabodetabek. (Muhammad Rinaldi/Nrm)