Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola Blok Offshore North West Java (ONWJ) dengan masa kontrak selama20 tahun. Pengelolaan kembali diserahkan kepada anak usaha Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, penandatangan perpanjangan kontrak telah dilakukan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas Amien) Sunaryadi dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Beni Jaffilius Ibradi.
"Kami umumkan adanya tandatangan Wilayah Kerja ONWJ sebelumnya konsesi dikelola oleh PHE dan Energi Mega Persada dan Kufpec Indonesia, pemerintah tugaskan ke Pertamina dan diturunkan ke PHE," kata Jonan, usai menyaksikan penandatanganan perpanjangan kontrak blok ONWJ di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Menurut dia, dalam mengelola blok yang teletak di laut Jawa tersebut, Pertamina mendapat syarat untuk menjaga tingkat produksi tidak turun bahkan diharapkan naik.
Nantinya Pertamina juga diberikan hak untuk mencari mitra dalam mengelola Blok ONWJ.
"Diserahkan ke Pertamina dengan syarat produksi tidak boleh turun, kemudian Pertamina dipersilahkan share down atau ajak kembali mitranya yang dulu kerja bersama yang berminat," ungkap dia.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan, dengan penugasan tersebut perseroan kembali diberikan kepercayaan pemerintah untuk mengelola blok ONWJ.
Baca Juga
Hingga akhir tahun 2016, produksi PHE ONWJ telah mencapai tingkat produksi minyak 35,8 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 155 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), Produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ disalurkan seluruhnya untuk kebutuhan dalam negeri.
Sejak dikembangkan total investasi yang telah dikeluarkan di blok ONWJ mencapai US$ 13,8 miliar. Sejak 2009, PT PHE ONWJ sebagai operator Blok ONWJ telah mengeluarkan total investasi sebesar US$ 3,9 miliar.
"Kami percaya diri bahwa kami dapat mengelola Blok ONWJ dengan baik dan akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan produksi migas nasional” ucap Dwi.
Direktur Utama PHE R Gunung Sardjono, melanjutkan sejak diambil alih Pertamina pada 2009, produksi blok ONWJ meningkat hingga hampir dua kali lipat ke angka 40 ribu barel per hari.
Advertisement
Beberapa prestasi membanggakan yang pernah diraih antara lain keberhasilan menyelesaikan proyek Lima Subsidence Remediation atau pengangkatan anjungan secara simultan di Lapangan Lima, dengan menggunakan metode pengangkatan synchronized hydraulic jacking system. Sistem ini baru pertama kali di dunia.
Selain itu, keberhasilan juga dicapai dalam pengembangan lapangan baru GG secara tepat waktu dan aman yang mampu menambah produksi gas sebesar 20 MMSCFD.
“Ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional,” tutup dia.(Pew/Nrm)