Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga emas tersebut karena pengumuman data ekonomi AS tidak sesuai dengan harapan dari analis dan pelaku pasar.
Mengutip Reuters, Rabu (22/2/2017), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$ 1.235,85 per ounce. Untuk harga emas berjangka juga turun 0,02 persen ke level US$ 1.238,90 per ounce.
Namun jika dihitung dari awal tahun, harga emas masih mampu menguat 7 persen.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan harga emas hari ini dipicu ketidaksesuaian realisasi data ekonomi AS dengan perkiraan para pelaku pasar. US Purchasing Manager Index (PMI) berada di level 53,9 pada bulan Februari. Angka tersebut turun dari 55,6 pada Januari dan harapan pelaku pasar yang ada di angka 55,8.
Pelemahan harga emas pada hari ini memperdalam pelemahan yang telah dicetak pada perdagangan sebelumnya. Kemarin, harga emas tertekan karena penguatan dolar AS akibat komentar dari pejabat Bank Sentral AS.
Di akhir pekan lalu pejabat Bank Sentral AS mengatakan bahwa mereka kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga sesuai dengan target awal dan paling cepat akan dilakukan pada bulan depan.
"The Fed memberikan beban kepada harga emas untuk bisa menanjak dan data PMI menambah lebih dalam beban tersebut," jelas analis senior RJO Futures,Chicago, AS, Bob Haberkorn.
Pada perdagangan beberapa pekan terakhir harga emas memang terus dibayang-bayangi oleh rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Jika otoritas kebijakan moneter tersebut menaikkan bunga maka emas harus berjuang dengan instrumen lain yang memberikan bunga. (Gdn/ndw)