Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional di mana mencatatkan angka inflasi sebesar 0,69 persen.
Melihat pencapaian itu, Bank Indonesia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga harga-harga pangan pada saat musim perayaan hari besar agama seperti Lebaran 2017.
"Jadi angka 0,69 persen itu lebih baik dibandingkan dengan rata-rata selama ini yang sebesar 0,9 persen. Jadi masih sesuai perkiraan 4 persen secara year on year," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Senin (3/7/2017).
Advertisement
Terciptanya inflasi yang rendah tersebut, dipaparkan Agus tidak terlepas dari beberapa komoditas yang biasanya menyumbang angka inflasi justru mengalami deflasi. Komoditas yang dimaksud adalah cabai dan bawang putih.
‎Meski di bawah rata-rata tiap tahunnya, Agus mengaku tetap ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam beberapa bulan ke depan, seperti diantaranya tarif listrik, tarif angkutan umum baik darat dan udara. "Mungkin sedikit di harga daging ayam dan daging sapi," tambah Agus.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni mencapai 0,69 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun 4,37 persen.
"Pada Lebaran 2017, inflasi terkendali dari sebelumnya. Pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan lainnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta.
Dia menyebutkan dari 82 kota IHK, sebanyak 79 kota mencatat inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Tual 4,48 persen, terendah di Merauke sebesar 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi di Singaraja 0,64 persen dan terendah di Denpasar 0,01 persen.
Adapun besaran inflasi bulan Ramadan dan Lebaran tahun sebelumnya, 2014 (Juni dan Juli) masing-masing 0,43 persen dan 0,93 persen. Sementara pada 2015 (Juni dan Juli) sebesar 0,54 persen dan 0,93 persen. Kemudian di 2016, besaran inflasi masing-masing di Juni dan Juli sebesar 0,66 persen dan 0,69 persen.