Ada Wacana Ganjil-Genap di Tol, Bagaimana Nasib Mobil Logistik?

Kemacetan pada jalan tol Jakarta-Cikampek mencapai titik yang serius karena beriringan dengan pembangunan tol layang, kereta api dan LRT.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Agu 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 17:00 WIB
Ganjil-Genap Akan Diberlakukan di Area Pembangunan LRT Cawang
Kondisi pengerjaan proyek LRT Jabodetabek di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (22/8). Aturan ganjil genap di kawasan Cawang tidak akan diterapkan permanen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengisyaratkan adanya keistimewaan bagi kendaraan logistik jika sistem ganjil-genap diterapkan di tol Jakarta-Cikampek. Sistem ini hanya ditujukan kepada kendaraan pribadi.

Budi mengatakan, wacana penerapan ‎sistem ganjil-genap pada tol Jakarta-Cikampek bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum. "Kami ada inisiatif untuk ganjil-genap dan menjadikan bus sebagai alternatif," kata Budi, di Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Namun, khusus untuk kendaraan logistik akan mendapat pengecualian. Kendaraan yang mengangkut barang akan terbebas dari aturan ganjil-genap. Dalam aturan ini yang menjadi target adalah mobil pribadi. "Kami juga ingin mengatur kendaraan logistik, tapi kami tidak ingin begitu saja pemberlakuannya," ucap dia.

Saat ini, Kementerian Perhubungan tengah mematangkan rencana penerapan sistem ganjil-genap pada kendaraan yang melintas tol Jakarta-Cikampek. Budi akan mengumpulkan para ahli untuk dimintai pendapat atas rencana tersebut. "Lusa kami akan diskusikan ide di Jakarta-Cikampek. Kami ingin ajak masyarakat diskusi terutama para ahli," tutur Budi.

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah mengkaji pembatasan operasional kendaraan berdasarkan pelat nomor ganjil-genap. Wacana kebijakan itu merupakan salah satu usulan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek

Kepala BPTJ, Bambang Prihantono, mengungkapkan, kemacetan pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek telah mencapai titik yang serius karena beriringan dengan pembangunan tol layang, kereta api cepat, dan Light Rapid Transit (LRT) secara bersamaan.

Parahnya lagi, ujar dia, banyaknya kendaraan angkutan barang yang melaju di bawah ketentuan kecepatan batas minimal juga menambah berat beban kemacetan di ruas jalan tersebut. Pemerintah perlu mencari solusi serius dari semakin banyaknya volume kendaraan-kendaraan pribadi yang masuk ke ruas tol Jakarta-Cikampek, khususnya dari Bekasi.

"Kita perlu melakukan rekayasa lalu lintas agar lebih baik. Kita juga tengah berupaya memilih cara yang paling tepat dan memberi hasil yang optimal, meski harus memacu perubahan kebiasaan orang dalam bertransportasi," kata Bambang dalam keterangan resmi.

Dari hasil kajian BPTJ, diakui Bambang, ada beberapa terobosan rekayasa lalu lintas yang telah dikoordinasikan dengan Bina Marga, Korlantas, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), PT Jasa Marga Tbk, dan Operator Angkutan Umum.

Hasil koordinasi tersebut, lanjutnya, disepakati ada tiga strategi penanganan macet yang dapat diterapkan pada ruas jalan tol tersebut. Yakni, konsep penerapan jalur khusus angkutan umum di ruas jalan tol Bekasi Barat-Semanggi, rerouting angkutan barang, dan penerapan ganjil genap di akses masuk tol Bekasi Barat.

"Saat ini kita tengah mengkaji sistem kendaraan nomor ganjil beroperasi pada tanggal ganjil, nomor genap pada tanggal genap. Itu khusus berlaku di akses masuk pintu tol Bekasi Barat pada pagi hari mulai pukul 06.00-09.00 WIB," tutur Bambang.

Guna mendukung pembatasan operasional kendaraan ganjil-genap tersebut, ucapnya, perlu disediakan angkutan umum yang memadai dan tempat parkir di sekitar wilayah pintu tol Bekasi Barat, antara lain di Mega Bekasi, Mall Metropolitan, Summarecon Bekasi, dan Stadion Patriot.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya