Dongkrak Produksi, BUMN Revitalisasi Pabrik Gula Rendeng

BUMN bersinergi untuk revitalisasi pabrik gula Rendeng yang diharapkan dapat meningkatkan produksi gula.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Agu 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 10:00 WIB
Tebu yang akan dikirim ke Pabrik Gula Candi Baru. (Foto: RNI)
Tebu yang akan dikirim ke Pabrik Gula Candi Baru. (Foto: RNI)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi untuk mengerjakan revitalisasi pabrik gula Rendeng PT Perkebunan Nusantara IX di Kudus, Jawa Tengah.

Sinergi ini ditandai dengan peletakan batu pertama pekerjaan engineering procurement construction and commisioning oleh PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) bersama konsorsium PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)-PT Barata Indonesia (WIKA-Barata Indonesia) pada Selasa 22 Agustus 2017.

Direktur Utama PTPN IX, Budi Ari Prabowo mengatakan, sinergi antara PTPN IX dan Konsorsium WIKA-Barata Indonesia dalam pekerjaan EPCC revitalisasi pabrik gula Rendeng di Kudus, Jawa Tengah merupakan momentum yang baik untuk saling memperkuat bisnis masing-masing perusahaan sekaligus mendorong program pembangunan industri.

Revitalisasi pabrik gula Rendeng PTPN IX Budi meyakini dapat menjadi salah satu batu lonjakan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu, dengan direvitalisasinya pabrik gula yang telah berusia 75 tahun ini, akan mendorong multiplier effect peningkatan ekonomi bagi para petani tebu rakyat di wilayah Kudus dan sekitarnya.

"Setelah swasembada beras kembali terwujud, industri gula nasional sangat berpeluang menjadi penyumbang swasembada pangan berikutnya," ujarnya Rabu (23/8/2017).

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 


Dana Revitalisasi Pabrik Gula Rendeng dari PMN

Seperti diketahui, dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan dan peningkatan produksi gula, Pemerintah telah melakukan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke dalam modal saham PT Perkebunan Nusantara IX yang salah satunya digunakan untuk peningkatan kapasitas pabrik gula Rendeng. Adapun dana PMN yang digunakan untuk meningkatan kapasitas pabrik Rendeng dari 2.500 menjadi 4.000 TCD sejumlah Rp 225 miliar.

Selain dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan dan peningkatan produksi gula, diharapkan dengan adanya revitalisasi pabrik gula Rendeng dapat meningkatkan kesejahteraan petani tebu di PG Rendeng.

"Dengan meningkatnya kesejahteraan petani tebu pabrik gula Rendeng, diharapkan minat petani untuk menanam tebu juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah tebu di PG Rendeng juga harus diikuti juga dengan peningkatan kualitas tebu yang digilingkan di pabrik gula Rendeng agar peningkatan kesejahteraan petani tebu PG Rendeng optimal," lanjut Budi.

Konsorsium WIKA-Barata Indonesia ditetapkan sebagai pemenang tender Pekerjaan EPCC Revitalisasi PG Rendeng PTPN IX berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, dan kewajaran harga yang dilakukan PTPN IX pada 10 Agustus 2017.

"Kami optimistis proyek ini dapat berjalan baik dan memenuhi target secara tepat waktu dan tepat mutu dengan kolaborasi para engineer terbaik kami," ujar Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA.

Keyakinan yang sama juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Barata Indonesia Silmy Karim, proyek ini adalah bentuk sinergi yang baik serta sebagai bentuk upaya bersama untuk meningkatkan konten lokal.

"Sinergi antar BUMN semacam ini harus terus dilakukan agar industri nasional, khususnya di bidang pergulaan semakin mandiri melalui komitmen penggunaan konten lokal yang tinggi," kata dia. (Yas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya