Informasi Umum
Tentang PerusahaanPT Perkebunan Nasional (Persero) atau disingkat PTPN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berfokus pada pengelolaan, pengolahan, serta pemasaran hasil perkebunan.
KomoditiKelapa Sawit, Karet, Tebu, Teh, Kopi, Kakakao, Tembakau, Aneka Kayuan, Buah-buahan, dan Aneka Tanaman Lainnya

Grup Perusahaan

  1. PT Perkebunan Nasional I
  2. PT Perkebunan Nasional II
  3. PT Perkebunan Nasional III
  4. PT Perkebunan Nasional IV
  5. PT Perkebunan Nasional V
  6. PT Perkebunan Nasional VI
  7. PT Perkebunan Nasional VII
  8. PT Perkebunan Nasional IX
  9. PT Perkebunan Nasional X
  10. PT Perkebunan Nasional XI
  11. PT Perkebunan Nasional XII
  12. PT Perkebunan Nasional XIII
  13. PT Perkebunan Nasional XIV
  14. PT Bio Industri Nusantara
  15. Riset Perkebunan Nusantara
  16. INACOM

 

Teh Asal Indonesia Juga Laris di Negara Konflik

Produk teh Indonesia, terutama dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN), telah melanglang buana hingga ke 40 negara. Teh produksi dalam negeri sejak dulu terkenal di seantero dunia, dari Selandia Baru sampai ke negara konflik, seperti Afghanistan, Iran, dan Irak.

Ketua Jakarta Tea Buyers Association, Farid Akbany, mengungkapkan teh Indonesia telah menembus pasar dunia. Karena kualitasnya, komoditas strategis dalam negeri ini tersohor ke penjuru dunia.

"Dari Selandia Baru sampai Rusia, Timur Tengah, hingga Benua Eropa, Afrika, dan Amerika. Juga masuk ke negara-negara berbahaya (konflik), seperti Afghanistan, Irak, dan Iran," ujarnya saat Jakarta Tea Auction di kantor PT KPB Nusantara, Jakarta, Rabu (4/1/2016).

Menurut Farid, ketenaran nama besar produk teh asal Indonesia didorong oleh event Jakarta Tea Auction yang sudah berlangsung sejak 1972 atau hampir setengah abad. "Jakarta Tea Auction telah membuka pasar teh Indonesia secara luas dan merupakan tolak ukur dari harga teh dunia," ujarnya.

Direktur Utama KPBN Nusantara, Iriana Ekasari, mengatakan ekspor produk teh produksi PTPN yang diperdagangkan melalui KPB Nusantara pada 2008 sebesar 70 persen kini tinggal sepertiganya. Kondisi ini terjadi karena penurunan daya saing teh Indonesia di pasar dunia serta pelemahan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Rusia, Pakistan, AS, Jerman, Eropa, Belanda, dan lainnya.

"Itulah dua penyebab utama kemunduran teh kita karena kita tidak pernah ada kegiatan pemasaran di luar negeri, tidak ada lagi kegiatan pengawasan, seperti Kenya yang membentuk badan khusus untuk pengawasan teh," ujar Iriana.

Namun demikian, kata dia, masih ada peluang bagi teh Indonesia bangkit dengan peningkatan kualitas, sehingga bisa kembali berkompetisi dengan teh dari negara lain. Potensi pasar Rusia, Pakistan, Amerika Serikat, Malaysia, dan negara lainnya, diakui Iriana, sangat besar.

"Kita sudah masuk atau ekspor ke 40 negara. Kita ingin mengembalikan atau memperkuat pasar yang dulu kita pernah berjaya. Kuncinya meningkatkan mutu kualitas teh," ia menegaskan.

Iriana menjelaskan, dari total target volume penjualan teh tahun ini sekitar 45 ribu ton, ekspor teh akan mencapai 24 ribu ton. Itu sudah termasuk target minimal tambahan penjualan 9 ribu ton, di mana 90 persen dari jumlah tersebut akan dilempar ke pasar ekspor.

"Kita ekspor teh dengan kualitas nomor 1 sehingga diharapkan bisa mencapai target nilai penjualan Rp 700 miliar atau tumbuh 35 persen," tuturnya.

Menurut Iriana, negara tujuan ekspor teh produk PTPN, yakni Malaysia dengan porsi 27 persen, Amerika Serikat 14 persen, Polandia 8 persen, Rusia 4 persen, Afghanistan 2 persen, Iran 1 persen, dan negara lainnya.

"Tadinya paling besar Rusia, tapi sekarang Malaysia dan AS karena lagi demam minum teh masyarakatnya sehingga konsumsi meningkat," tandasnya.

 

PTPN Group Gandeng GAPKI Gelar Vaksinasi Massal

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak perusahaan PTPN II dan PTPN III bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatera Utara melalui Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menggelar vaksinasi di lingkungan kerja PTPN Group.

Vaksinasi yang berlokasi bertempat di Rumah Sakit Tanjung Selamat milik PT Tembakau Deli Medica anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara II dengan protokol kesehatan yang ketat tersebut diikuti oleh 750 Karyawan.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan program vaksinasi ini merupakan dukungan PTPN Group kepada pemerintah dalam mendukung percepatan vaksin nasional untuk mencapai ‘herd immunity’ (kekebalan kelompok) di lingkungan kerja PTPN Group.

“Pelaksanaan program vaksinasi ini dilakukan dengan peserta yang terdiri dari kebun/unit PT Perkebunan Nusantara II di wilayah kerja Kabupaten Langkat yaitu Kebun Kwala Sawit, Kebun Air Tenang, Kebun Batang Serangan, Kebun Sawit Seberang, Kebun Sawit Hulu, dan Pabrik Wilayah Distrik Rayon Utara; serta Karyawan di wilayah Kabupaten Deli Serdang, yaitu Bengkel Pusat, Pabrik Gula Sei Semayang, Kebun Helvetia, Kebun Sei Semayang, Kebun Bulu Cina, Kebun Tanjung Jati, Kebun Tandem, dan Kebun Kwala Madu,” ujar Ghani dalam keterangan pers, Kamis (5/8/2021). 

Dia mengungkapkan, dalam percepatan pembentukan kekebalan kelompok atau ‘herd immunity’ perlu didukung oleh kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas).

“Program vaksinasi ini dapat membantu untuk menguatkan imunitas dan melindungi karyawan PTPN Group dari paparan virus,” imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno mewakili Dirut PTPN Holding mengatakan peran PTPN Group sebagai Badan Usaha Milik Negara menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan vaksin dan menyediakan tenaga kesehatan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten melaksanakan sentra vaksinasi di 14 Kabupaten pada 51 titik sentra vaksinasi.

“Kegiatan sentra vaksinasi ini menargetkan 9.134 vaksin yang akan diberikan kepada karyawan PTPN IV berserta batih di masing-masing wilayah kerja diadakan mulai tanggal 4 Agustus 2021 hingga 5 Agustus 2021 dengan persyaratan membawa fotocopy KTP/KK, nomor hp yang bisa menerima SMS, peserta dalam kondisi sehat dan sudah sarapan pagi, bagi yang memiliki penyakit Comorbid agar membawa surat keterangan rekomendasi vaksinasi dari dokter spesialis," ujarnya.

 

Tampilkan foto, video, dan topik terkait
Loading