Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Dimulai 2018

Setidaknya ada tiga pertimbangan mengapa pemerintah lebih cenderung memiliki menggunakan jalur kereta yang sudah ada.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Sep 2017, 13:15 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 13:15 WIB
IBD Expo dan Banking Expo 2017
Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya akan dimulai pada awal 2018. Hal ini dipastikan oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

Budi Karya mengatakan, pada awal 2018 pemerintah akan melakukan pembebasan jalur-jalur kereta dari perlintasan sebidang. Sebab, dengan tidak adanya lagi perlintasan sebidang ini, laju kereta bisa lebih maksimal.

"Kami harapkan akan mulai awal 2018, dimulainya dengan penghapusan perlintasan sebidang ini. Jadi atau tidak jadi proyeknya nanti, yang jelas kan perlintasan sebidang bisa selesai," tegas Budi Karya di Hotel Borobudur, Senin (25/9/2017).

Kementerian Perhubungan cenderung akan menggunakan jalur kereta yang sudah ada dengan melakukan berbagai revitalisasi demi membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya ini.

Setidaknya ada tiga pertimbangan mengapa pemerintah lebih cenderung menggunakan jalur kereta yang sudah ada. Pertama, rel kereta yang sudah ada sebenarnya bisa digunakan kereta hingga 150-160 km per jam.

Kedua, investasi yang dikeluarkan pemerintah dalam membangun proyek ini juga lebih sedikit, hanya sekitar Rp 80 triliun, sedangkan jika membangun jalur baru bisa mencapai Rp 100 triliun.

Ketiga, pembangunan proyek ini bisa dikerjakan lebih cepat. Pemerintah sendiri menargetkan proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun.

"Ini akan cepat karena kita akan kerja sama dengan Kementerian PUPR," tegas mantan Dirut Angkasa Pura II itu.

Dari kajian yang dilakukan, setidaknya ada lebih dari 800 perlintasan sebidang yang harus ditutup sepanjang jalur Jakarta-Surabaya. Penutupan ini bisa difasilitasi dengan pembangunan underpass dan flyover.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dua opsi

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sampai sekarang masih dalam tahap studi kelayakan. Namun, dipastikannya pembahasan sudah mulai mengerucut.

"Sudah mulai mengerucut, salah satunya soal rute. Ini ada dua opsi, satu Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya dan Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya," kata Zulfikri.

Proyek yang rencana pengerjaannya akan bekerja sama dengan Jepang ini dipastikan juga mayoritas akan membangun jalur baru. Jalur baru ini akan dibangun di tepi jalan tol atau di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di sisi jalur eksisting.

Keputusan pembangunan jalur baru untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya karena ada berbagai keunggulan, terutama dalam mendapatkan akselerasi kecepatan yang diinginkan. Adapun kecepatan rata-rata yang diinginkan untuk kereta cepat ini di atas 160 km per jam.

"Jadi waktu tempuh Jakarta-Surabaya itu harapannya lima jam, dengan sistem electricity bukan diesel," ucapnya.

Dia menegaskan, dua opsi tersebut tentunya memiliki jumlah investasi yang berbeda. Ini karena jika melalui Solo, jarak tempuhnya sedikit lebih panjang jika dibandingkan hanya melintas di jalur utara Pulau Jawa.

Kereta cepat Jakarta-Surabaya ini direncanakan akan start dari Jakarta tepatnya di Stasiun Manggarai. Mengingat masih dalam proses kajian, Zulfikri masih belum bisa memastikan kapan proyek ini mulai dibangun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya