Liputan6.com, Jakarta Plt Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan berupaya mengoptimalkan produksi Blok Rokan, yang terus menurun. Ini usai terpilihnya perusahaan sebagai pengelola blok minyak dan gas (migas) Rokan setelah 2021, menggantikan PT Chevron Indonesia.
"Jadi kalau kita lihat, Blok ini sudah 94 tahun. Memang karakter sumur, kalau tidak ada discovery, maka akan menurun. Cadangan tetap, tinggal seberapa cepat diambil saja," kata dia dalam Forum Merdeka Barat, di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Baca Juga
Salah satu upaya meningkatkan produksi Blok Rokan adalah dengan menambah titik-titik eksplorasi. Pertamina berencana bakal menambah 7.000 titik ekplorasi.
Advertisement
"Kita harus menambah area. Eksplorasi, kan, di Duri dan Minas. Jadi, kita akan menambah titik eksplorasi," kata dia.
Nicke menjelaskan dalam mengelola Blok Rokan, pihaknya bakal menggunakan dua cara, yaitu konvensional dan nonkonvensional.
Cara konvensional, seperti penambahan area eksplorasi. "Kita sudah pelajari data teknis Rokan, perlu ada teknologi dan beberapa titik eksplorasi," ujar Nicke.
"Nonkonvensional dengan menggunakan teknologi EOR. Di Rokan ini sudah dilakukan, akan kita lanjutkan. Kita akan meningkatkan bisa double capacity. Kalau mau nambah produksi lagi pakai EOR,"Â dia menandaskan.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Kelola Blok Rokan, Pertamina Pikir-Pikir Gandeng Pihak Lain
Pemerintah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok minyak dan gas (migas) Rokan usai 2021. Sebelumnya, Wilayah Kerja (WK) ini dikelola PT Chevron Indonesia.
Plt Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pihak lain dalam pengelolaan Blok Rokan. "Kita terbuka dengan partnership," ungkap dia dalam acara Forum Merdeka Barat, di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Menurut dia, rekan kerja dibutuhkan dalam upaya mitigasi risiko, baik penggunaan teknologi maupun pendanaan. Rekan kerja yang dicari Pertamina tentu yang sudah teruji kualitasnya dalam pengelolaan blok migas.
"Ini untuk mitigasi risiko. EOR di sumur-sumur Pertamina ini untuk cari partner untuk teknologi risk. Kita akan pelajari sampai akhir 2020. Apakah mitigasi ini harus kita lakukan sendiri atau sharing dengan partner yang proven," jelas dia.
"Kedua, mitigasi untuk pendanaan. Kita lihat ada banyak yang tertarik. Kita terbuka," kata Nicke.
Dia pun menegaskan, usai pengalihan operator pengelola Blok Rokan, pihaknya akan tetap menggunakan sumber daya manusia yang saat ini sudah tersedia di blok tersebut.
"Ini jangan sampai timbulkan lay off. Maka semua karyawan itu kembali pindah ke Pertamina. Di Mahakam juga begitu. Begitu berpindah. Ini kita lagi proses. Kita akan tetap gunakan tenaga kerja nasional. Malah kita mungkin akan menambah tenaga kerja karena sudah ada pensiun dan lain-lain," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Â
Advertisement