PPA Bangun Pabrik Pupuk di Gresik

PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) kali ini menggandeng swasta dalam pembangunan pabrik pupuk magnesium.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Sep 2018, 18:45 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 18:45 WIB
(Foto: Dok PPA)
Ground breaking pembangunan pabrik magnesium di Gresik (Foto: Dok PPA)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu BUMN, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) kali ini menggandeng swasta dalam pembangunan pabrik pupuk magnesium berkapasitas satu juta ton di Gresik, Jawa Timur.

Hal itu ditandai telah dilakukan peletakan batu pertama, pada Jumat (7/9/2018). Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro mengatakan, pupuk magnesium yang dihasilkan di pabrik ini akan didistribusikan kepada Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Holding PTPN III) dan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) serta perkebunan-perkebunan lain di seluruh Indonesia.

"Potensi kebutuhan magnesium di Indonesia sangatlah besar, mencapai jutaan ton seiring dengan terus tumbuhnya lahan perkebunan dan pertanian serta keperluan magnesium lainnya yang selama ini diperoleh dari luar negeri," kata Aloy dalam acara peletakan batu pertama, Jumat pekan ini.

Sumber magnesium pabrik ini berasal dari batuan Dolomite yang merupakan mineral alam yang mengandung unsur hara Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) berbentuk tepung.

Hal ini bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan di antaranya sebagai pupuk tanah pertanian, tanah perkebunan, dan juga di industri aquaculture (perikanan/tambak) bahkan untuk industri logam (magnesium aloy). 

Sementara di kesempatan yang sama, Direktur Utama PPA Henry Sihotang menambahkan, dalam pelaksanaannya, PT PPA melalui anak usahanya yaitu PT PPA Kapital bekerjasama investasi dengan PT Polowijo Gosari dengan mendirikan PT Magnesium Gosari Internasional yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang akan mengoperasikan pabrik pupuk magnesium. Adapun nilai investasi pabrik ini mencapai Rp 1 triliun.

"Kerja sama investasi ini merupakan perwujudan visi dan misi PT PPA sebagai perusahaan investasi," tambah dia.

PT Polowijo Gosari adalah pemilik sumber bahan baku sekaligus produsen Magnesium terbesar di Indonesia yang memiliki cadangan lebih dari 500 juta ton di atas konsesi tambang seluas lebih dari 700 Ha dengan kandungan MgO tertinggi (high quality MgO).

Adapun, tahap pengembangan selanjutnya adalah pembangunan pabrik pupuk kieserite yang akan menjadi substitusi impor dan diharapkan dapat mengisi kekosongan pasar Pupuk Kieserite secara global. 

Pembangunan pabrik pupuk Kieserite di di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik akan menjadi Pabrik Pupuk Kieserite pertama di Asia Tenggara. Pupuk Kieserite memiliki kandungan MgO sebesar 40 persen yang berguna untuk pembentukan inti klorofil. (Yas)

 

PPA Benahi Bisnis 11 BUMN

Akuisisi
Ilustrasi - perjanjian bisnis (cloudpro)

Sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau disebut PPA yang memiliki tugas restrukturisasi dan revitalisasi badan usaha milik negara (BUMN) menyebutkan ada 11 perusahaan yang berada dalam pembinaannya.

Pembinaan ini sebelumnya mengalami kerugian sehingga harus dilakukan restruktukturisasi. Direktur Utama PT PPA Henry Sihotang mengatakan dari 11 BUMN tersebut meski masih dalam pembinaan, tapi bukan berarti semuanya rugi.

"Sekarang kami masih melakukan pembinaan dan pembenahan 11 BUMN. Dari waktu ke waktu ada yang menimbulkan hasil, namun ada juga empat perusahaan yang sampai saat ini masih berat penanganannya," kata dia kepada wartawan, Sabtu 26 Mei 2018.

Adapun 11 perusahaan itu adalah PT PAL (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Survai Udara Penas (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Iglas (Persero), PT Kertas Leces (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), dan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).

Dari 11 perusahaan itu, empat perusahaan yang paling berat penanganannya adalah PT Iglas (Persero), PT Kertas Leces (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero) dan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Hal itu karena beban utang lebih besar dari aset yang dimiliki perusahaan. 

Sementara tujuh perusahaan lainnya saat ini menunjukkan rencana bisnis dan kemajuan kinerja yang terus membaik. Sebut saja PT PAL (Persero) yang kini mempunyai banyak proyek, PT Nindya Karya (Persero) yang kini mulai untung dan juga perusahaan lainnya.

"Meski empat BUMN ini berat, kami optimistis bisa menyelesaikannya," tegas Henry. 

Saat ini, PPA tengah menawarkan kepada investor empat BUMN tersebut. Alhasil ada beberapa investor yang menyatakan minat untuk kembali mengembangkan bisnisnya, seperti untuk Merpati Nusantara Airlines. (Yas)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya