Liputan6.com, Jakarta - PT Lion Express (Lion Parcel) teken nota kesepahaman (MoU) dengan PT Kereta Api Logistik (KALOG).
Melalui kerja sama ini, sebagian barang kiriman Lion Parcel akan diangkut menggunakan kereta api. Sebaliknya, barang dari KA Logistik juga bakal dikirim menggunakan pesawat milik Lion Air
Chief Executive Officer (CEO) Lion Parcel, Farian Kirana mengatakan, lewat kerja sama ini, pihaknya bisa efisiensi hingga 400 persen.
Advertisement
"Kalau efisiensinya mungkin bisa mencapai 400 persen atau lebih. Untuk beberapa rute di intra Jawa itu efisiensi bisa mencapai sekitar mungkin 400 persen," kata dia, di Kantor Lion Parcel, Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Baca Juga
Dia menuturkan, jika mengirim barang lewat udara, pihaknya tidak hanya harus membayar biaya Surat Muatan Udara (SMU) saja. Ada biaya-biaya lain yang harus ditanggung, misalnya biaya gudang.
"Kalau lewat udara harus lewat x-ray dan skrining itu ada biaya biayanya lagi dan biaya-biaya untuk x-ray, gudang, skrining saja kurang lebih sudah bisa sama membayar untuk biaya transportasi pakai kereta. Itu belum kita menghitung biaya SMU yang sekarang mungkin lagi naik terus," ujar Farian.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Contoh
Farian mencontohkan, perbandingan biaya pengiriman Jakarta-Surabaya. Jika menggunakan jalur darat, biaya yang harus ditanggung pihaknya bisa mencapai Rp 9.000 per kg. Sementara lewat kereta api, biaya yang ditanggung cuma Rp 2.000.
"Contoh begini kali ya misalkan kalau kita kirim pakai udara biaya gudang tambah gudang tujuan itu mungkin sekitar Rp 3.000 per kilogram. Tambah kalau misalnya kita kirim contoh Jakarta ke Surabaya. Jakarta ke Surabaya itu sekitar Rp 5.000. Jadi total itu sudah Rp 8.000 sampai Rp 9.000 biaya per kg-nya. Kalau pakai kereta api logistik itu biaya cuma Rp 2.000 per kg. Jadi seperempatnya harga untuk pengiriman kota ke kota," urai Farian.
Efisiensi juga terjadi dari sisi waktu. Menurut dia, pengiriman lewat akan jauh lebih efisien.
"Kita juga selain itu kita lihat beberapa kota itu kalau di pesawat itu preparation-nya banyak, jadi untuk dilakukan kiriman itu bisa harus 5 jam sebelum. Jadi kita ambil penerbangan yang JT sekian itu perlu persiapan sekitar 5 jam sebelum. Lalu setelah mendarat pun ada waktu lagi 2 jam sesudahnya," ujarnya.
"Jadi kalau pakai kereta api itu jauh lebih singkat. Jadi kita mungkin bisa 2 jam sebelum sudah bisa naik dan beberapa kota yang tidak punya bandara, dia bisa langsung lebih cepat begitu speed dan cost efficient," ia menambahkan.
Saat ini, lanjut Farian, 90 persen porsi pengiriman Lion Parcel masih menggunakan jalur udara. Namun, dia tidak menutup kemungkinan porsi via udara akan berkurang dan beralih ke kereta api.
"Darat ini baru mulai, begitu kita lihat kaji ulang costing dan juga speed kita lihat mungkin bisa nyampe 40 persen darat 60 persen masih udara. Potensi naik dan itu akan terus kita tambahin dilihat dari kondisi market ya apabila SMU naik lagi pasti kita makin larikan ke kereta api," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement