Miliarder Denmark Makamkan 3 Anak yang Tewas di Sri Lanka

Miliarder Denmark, Anders Holch Povlsen, memakamkan tiga dari empat anaknya yang tewas akibat tragedi bom Sri Lanka.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Mei 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2019, 21:00 WIB
Pemakaman tiga anak miliarder Denmark, Anders Holch Povlsen, yang tewas akibat bom di Sri Lanka.
Pemakaman tiga anak miliarder Denmark, Anders Holch Povlsen, yang tewas akibat bom di Sri Lanka. Dok: The Mega Agency (via The Sun)

Liputan6.com, Aarhus - Miliarder Anders Holch Povlsen (46) asal Denmark memakamkan tiga anaknya yang tewas akibat serangan bom di Sri Lanka pada Hari Paskah lalu. 700 orang hadir di pemakaman itu, termasuk Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen dan keluarga kerajaan Denmark.

Dilaporkan The Sun, tiga anak Povlsen yang tewas adalah Alma, Agnes, serta Alfred yang merupakan anak lelaki semata wayang. Mereka dimakamkan dengan peti mati berwarna putih.

Sang miliarder dan istrinya menatap peti mati tiga anaknya sambil memeluk putri mereka yang masih hidup, Astrid, yang sekarang menjadi anak satu-satunya.

Dua hari sebelum pemakaman di Aarhus, pihak keluarga menggelar memorial service di kota Brande. Saat itu, sang miliarder dilaporkan masih belum dapat memahami kehilangan yang dihadapi keluarganya.

Sebelumnya dilaporkan, Povlsen dan keluarganya sedang berkunjung ke Sri Lanka untuk liburan Paskah ketika bom meledak di Hotel Shangri-La yang berlokasi di ibu kota negara tersebut. Sang bapak dilaporkan juga ikut terluka.

Povlsen adalah miliarder pemilik stakeholder terbesar sebanyak 26,66 persen di Asos, sebuah platform belanja online di Inggris. Perusahaan Bestseller miliknya juga mempunyai sejumlah brand seperti Jack & Jones dan Vero Moda.

Hotel Shangri-La adalah satu dari empat hotel yang terkena bom, yang lainnya adalah Cinnamon Grand, Kingsbury, dan Tropical Inn. 253 orang tewas dalam tragedi ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Warga AS Diimbau Tak Berkunjung ke Sri Lanka

Militer Sri Lanka melakukan penyelidikan terhadap lokasi teror bom di Kolombo, Sri Lanka (AFP/Ishara S Kodikara)
Militer Sri Lanka melakukan penyelidikan terhadap lokasi teror bom di Kolombo, Sri Lanka (AFP/Ishara S Kodikara)

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada hari Jumat, mengimbau warganya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Sri Lanka.

Alasannya karena ancaman teroris setelah lebih dari 250 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri pada Minggu Paskah 21 April pekan lalu.

Dalam pernyataan tersebut, Kemlu AS juga mengatakan telah memerintahkan pemulangan semua anak-anak usia sekolah, dan juga anggota keluarga pegawai pemerinta Negeri Paman Sam di Sri Lanka. 

"Kelompok-kelompok teroris terus merencanakan kemungkinan serangan di Sri Lanka," kata pernyataan itu seperti dimuat VOA Indonesia.

Kondisi terkini di Negeri Ceylon dilaporkan telah terjadi baku tembak antara polisi dan tersangka militan di Sri Lanka timur, Jumat 26 April 2019 malam waktu setempat. Sekitar dua atau lebih tersangka teroris dilaporkan kabur.

"Ada tiga ledakan selama baku tembak dengan tersangka di sebuah rumah di kota Sainthamaruthu, Kalmunai," kata polisi setempat seperti dikutip dari CNN.

Pihak berwenang Sri Lanka mengatakan mereka menyita sejumlah besar bahan peledak, 100.000 ball bearing dan seragam serta bendera ISIS dari rumah itu, yang tampaknya merupakan pabrik pembuatan bom atau fasilitas penyimpanan.

Sri Lanka Siaga Tinggi terhadap Ancaman Teror Jelang Ramadan

99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Pasukan keamanan Sri Lanka mempertahankan tingkat siaga tinggi pada Selasa 30 April 2019 setelah pemboman Minggu Paskah, kata para pejabat.

Hal itu diumumkan setelah ancaman dua teror yang beredar pada akhir pekan lalu, hampir seminggu usai tragedi 21 April 2019; serta laporan intelijen bahwa teroris merencanakan serangan baru sebelum dimulainya Ramadan pada Mei mendatang. 

"Keamanan akan tetap ketat selama beberapa hari karena militer dan polisi masih melacak para tersangka," kata seorang pejabat senior intelijen kepolisian Sri Lanka seperti dikutip dari NDTV.

Sumber pemerintah lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah dokumen telah diedarkan di antara lembaga-lembaga keamanan utama yang menginstruksikan semua polisi dan pasukan keamanan di seluruh Negeri Ceylon untuk tetap siaga tinggi karena para teroris diperkirakan akan mencoba melakukan serangan sebelum Ramadan.

Ramadan dijadwalkan akan dimulai di Sri Lanka pada 6 Mei 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya