Presiden Sirisena: Pergi Jauh-Jauh dari Sri Lanka, ISIS!

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyerukan ISIS untuk angkat kaki jauh-jauh dari negara yang dipimpinnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 02 Mei 2019, 05:06 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 05:06 WIB
99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Liputan6.com, Kolombo - Dalam pidato terbarunya di hadapan publik, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan seorang dalang asing mungkin telah merencanakan pemboman beruntun pada Minggu Paskah, yang diklaim dilakukan oleh ISIS.

"(ISIS) Pergi jauh-jauh dari Sri Lanka!" usir Sirisena geram, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (2/5/2019).

Sirisena juga memperingatkan kemungkinan ISIS telah meluncurkan "strategi baru" dengan menargetkan negara-negara kecil, lapor kantor berita Sky News.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan pada hari Selasa bahwa polisi dan pasukan keamanan lainnya di seantero Sri Lanka, yang mayoritas berpenduduk Buddha, telah diperintahkan untuk tetap waspada karena para ekstremis diperkirakan akan mencoba menyerang lagi, sebelum bulan suci Ramadhan yang dimulai pada Senin mendatang.

Sirisena mengatakan pihak berwenang mengetahui "sekelompok kecil" orang Sri Lanka yang telah melakukan perjalanan ke luar negeri, untuk menerima pelatihan dari ISIS selama satu dekade terakhir.

Sementara itu, investigasi oleh pihak keamanan mengungkapkan bom yang digunakan dalam serangan Minggu Paskah dibuat secara lokal.

Bom bunuh diri di hotel dan gereja di ibu kota Sri Lanka itu menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 40 warga negara asing.

Polisi Sri Lanka mencurigai anggota dari dua kelompok yang sebelumnya tidak banyak diketahui, yakni National Thowheeth Jama'ath dan Jammiyathul Millathu Ibrahim, berada di balik serangan teror terkait.

 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemimpin ISIS Kembali Muncul

Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dikabarkan menderita luka serius setelah serangan militer Rusia 28 Mei 2017. Padahal sebelumnya, ia telah dinyatakan tewas oleh Kementerian Pertahanan Rusia. (AP)

Pada hari Senin, jaringan media ISIS mempublikasikan pesan video yang mengaku berasal dari pemimpinnya, Abu Bakar al-Baghdadi.

Ini merupakan penampilan perdana dari pemimpin kelompok ekstremis paling dimusuhi di dunia tersebut, sejak lima tahun lalu.

Dalam video itu, seorang pria berjanggut dengan penampilan mirip Baghdadi mengatakan pemboman Sri Lanka adalah respons ISIS terhadap kerugian di markas terakhir teritorial Baghouz di Suriah.

Pihak berwenang Sri Lanka sebelumnya mengatakan bahwa mereka mencurigai para penyerang memiliki kontak dengan jaringan teroris internasional, meskipun sifat pasti dari hubungan itu tidak diketahui.

 


Ada Risiko Serangan Teror Baru

Militer Sri Lanka melakukan penyelidikan terhadap lokasi teror bom di Kolombo, Sri Lanka (AFP/Ishara S Kodikara)
Militer Sri Lanka melakukan penyelidikan terhadap lokasi teror bom di Kolombo, Sri Lanka (AFP/Ishara S Kodikara)

Biro Investigasi dan Interpol Federal AS, serta agen asing lainnya yang tidak disebutkan namanya, membantu Sri Lanka dalam penyelidikan serangan bom terkait.

Mereka memperingatkan bahwa kemungkinan ada riisko serangan teror dalam bentuk baru, dan mengimbau otoritas keamanan Sri Lanka untuk selalu waspada. 

Sementara, para pejabat intelijen setempat percaya bahwa Zahran Hashim, seorang pengkhotbah berbahasa Tamil dari Sri Lanka timur, mungkin telah menjadi pemain kunci dalam merencanakan pemboman.

Selain itu, Zahran juga diyakini sebagai salah satu dari sembilan pelaku bom bunuh diri.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya