Modal Rp 8 Juta Bisa Buka Waralaba Makanan, Minat?

Lewat KitaTos, calon mitra yang ingin memulai usaha tidak perlu merogoh kocek teralu dalam.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2019, 19:00 WIB
Gerai Camilan KitaTos
Gerai camilan KitaTos pada pameran International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019, di JCC Senanyan, Jakarta. (Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan mulai banyak waralaba gerai camilan yang menawarkan jajanan jenis baru, yaitu long potato fries. Makanan ini dibuat dari kentang olahan seperti frenchfries pada umumnya. Namun perbedaanya adalah rasa keju dan ukurannya yang ekstra panjang.

Lewat KitaTos, calon mitra yang ingin memulai usaha tidak perlu merogoh kocek teralu dalam. Sebab total investasi yang ditawarkan pun lebih murah. Di samping itu, calon mitra tidak perlu memikirkan perlengkapan dan bahan baku, hanya perlu menyediakan lokasi.

Salah satu sales KitaTos Wahyudi menjelaskan, untuk bisa memulai bisnis waralaba ini pihaknya menawarkan beberapa paket untuk para mitranya. Mulai dari model classic push cart, motorcart pool, hingga premium push cart.

Untuk classic push cart sendiri harga yang ditawarkan mulai dari Rp 8 juta. Di mana para calon usaha sudah bisa mendapatkan 1 unit pus crlart full design, 1 unit deep frying pan, 1 unit kompor gas, 1 set peralatan hand press, 100 porsi bahan baku, 1 set perabot untuk persiapan dan penyajian kentang goreng panjang, 1 unit menu board.

"Kalau model classic push cart mulai paket 8 juta, nanti kita ada 1 session tranning juga di Training center Jakarta," kata Wahyudi saat ditemui di pameran International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019, di JCC Senanyan, Jakarta, Minggu (7/7).

Wahyudi menambahkan untuk model bisnis waralaba seperti motorcart pool dan premium push cart masing masing ditawarkan mulai dari Rp 15 juta dan Rp 25 juta. Harga yang ditawarkan tersebut sudah termasuk include di dalamnya.

"Balik modal dalam 3 bulan bisa lebih cepat kalau pejualannya bagus apalagi porsinya banyak," imbuhnya.

 

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Syarat Menjadi Mitra

Gerai Camilan KitaTos
Gerai camilan KitaTos pada pameran International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019, di JCC Senanyan, Jakarta. (Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

 

Bagi calon mitra yang tertarik di bisnis makanan ini caranya cukup mudah. Maysarakat kata dia hanya perlu mendaftar dengan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kemudian memberikan uang muka. Setelah itu dalam 2 minggu baru bisa pengajuan.

Adapun untuk profit bersih yang diterima rata-rata per bulan dari setiap cabang seperti yang ada di Jakarta, Bekasi, dan Surabaya yakni sebesar Rp 4,7 juta. Dengan rata-rata penjualan 40 per porsi, dengan harga satuan sebesar Rp 18 ribu.

Pelaku Bisnis Waralaba Diminta Manfaatkan Teknologi

20161125- Pameran Indonesia Franchise & SME Expo IFSE-Jakarta-Angga Yuniar
Pengunjung melihat pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (25/11). Diharapkan pengunjung dapat melihat peluang usaha yang ditawarkan oleh industri waralaba Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Andrew Nugroho mengungkapkan, pelaku usaha waralaba sudah sepatutnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

"Menurut saya untuk semua jenis usaha harus beradaptasi (dengan perkembangan teknologi). Karena itu sudah kebutuhan utama," ujar dia, di JCC, Jakarta, Jumat (5/7).

"Jadi meskipun jualannya cuma kue, semuanya harus beradaptasi dengan teknologi yang sekarang ini," lanjut Andrew.

 Dia pun menegaskan bahwa pelaku bisnis waralaba yang bernaung di bawah AFI telah komit untuk menyelaraskan bisnis dengan perkembangan teknologi. Meskipun memang dalam implementasi diperlukan proses.

"Semua siap. Semua mau. Cuma kan tidak bisa langsung. Jadi mungkin yang punya rumah makan kecil dia sudah mulai pakai apps, sudah mulai bisa order online melalui online delivery. Semua mau ikut cuma memang tidak bisa langsung 100 persen high tech kan enggak bisa," ujarnya.

Salah satu contoh, kata dia, sejumlah pelaku bisnis waralaba yang menjadi anggota AFI sudah mulai menerapkan pembayaran dengan digital.

"(Pembayaran online) Indonesia tidak ketinggalan. Bisa bayar pakai lewat mobile. Sudah ada kok," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya