Len Industri Akan Bangun Pabrik Solar Cell di Subang

Len Industri rencananya akan menggandeng investor dari China untuk menggarap proyek tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2019, 15:04 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 15:04 WIB
Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi melakukan perawatan panel PLTS di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PT PLN menargetkan pengembangan lebih dari 1.000 megawatt PLTS atap yang terdiri dari inisiasi swasta dan PLN sendiri sesuai RUPTL dengan potensi tiga gigawatt untuk PLTS. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Len Industri (Persero) akan membangun pabrik solar cell di Subang, Jawa Barat tahun depan. Ini dilakukan dalam rangka persiapan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan BUMN.

Proyek yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) ini sudah sampai ditahap finalisasi skema bisnis.

Untuk mengerjakan proyek ini, Len Industri sudah terbang ke Korea dan China untuk mencari investor. Hasilnya satu perusahaan besar di China tertarik untuk investasi.

"Ada satu perusahaan besar di China yang tertarik untuk bangun pabrik solar sell di Indonesia, sehingga bisa dukung potensi di Indonesia," kata Dirut PT Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin di Jakarta, Selasa (3/12).

Diperkirakan proyek ini akan mendapatkan investai Rp 10 triliun. Alasan Subang jadi lokasi pembuatan pabrik karena Len Industri memiliki lahan yang cukup luas untuk membangun pabrik. Terlebih di atas lahan 1000 hektar tersebut akan dibuat fasilitas asembly radar militer.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pabrik di Bandung

Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi mengecek panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PLTS atap ini bertujuan menghemat pemakaian listrik konvensional sekaligus menjadi energi cadangan saat listrik padam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Saat ini Len Industri sudah memiliki satu pabrik solar cell di Bandung. Pabrik ini memiliki kapasitas 75 mega watt. Padahal target proyek PLTS mencapai 6,2 gigawatt tetapi realisasinya baru bisa mengejar 200 megawatt.

Energi panas matahari selalu ada setiap hari dan tidak termanfaatkan. Dari panas tersebut kata Zakky, bisa menghasilkan listrik yang lebih efisien. Misalnya dengan memasang PLTS di perumahan, gudang, pabrik dan perkantoran.

Saat ini Len Industri sudah melakukan riset di area pergudangan Bulog. Rencananya, akan menggandeng PLN untuk membuat solar energi yang nantinya akan dijual ke Bulog dan masyarakat sekitar.

Zakky menambahkan persiapan proyek ini akan dilakukan tahun depan karena investor asal China itu tak mau kehilangan momentum.

"Investor juga sudah tidak sabar, sehingga jangan sampai momentum hilang," kata Zakky.

Len Industri Bangun 180 Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik

PHOTO: Dukung Program Pemerintah, Ini Mobil Listrik BMW Ramah Lingkungan
Sumber daya pengisian ulang baterai mobil listrik BMW i8 dengan menggunakan BMW i Wallbox Plus di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (26/10). Peringati Hari Listrik Nasional ke-72, BMW perkenalkan mobil elektrik ramah lingkungan. (Liputan6.com/Pool/BMW)

PT Len Industri bakal membangun 180 titik pengisian daya (charging station) untuk kendaraan listrik seperti mobil listrik di Indonesia. Dalam mewujudkannya, akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Salah satu charging station yang sudah dibangun terdapat di Bandung. Tepatnya di kantor Len Industri di bypass Jalan Soekarno-Hatta.

Saat ini Len Industri bersama PLN tengah berkoordinasi terkait lama waktu proses charging. Teknologi yang ada membutuhkan waktu 20-30 menit untuk mengisi pasokan listrik di mobil listrik. Dengan waktu tersebut, sebuah mobil listrik mampu melaku sampai 200 km.

"Jadi mobil di cas 30 menit itu akan bisa jalan sejauh 200 km," kata Dirut Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin di kantor BUMN Jakarta Pusat, Selasa (3/12).

Hanya saja kata Zakky, jarak tersebut tergantung pada kondisi jalan. Sebab, bila kondisi jalan naik-turun dan macet mobil listrik akan kehabisan energi sebelum sampai 200 km.

Begitu juga dengan motor listrik yang mulai menjamur. Dalam waktu 30 menit charging, motor bisa berjalan sejauh 80 kilo meter. "Kalau nanjak, ngebut ya baterainya cepat habis," ujar Zakky.

Dia menyebut lama waktu pengisian energi tersebut sudah sesuai dengan standar yang biasa digunakan di Jepang, Cina dan Eropa. Hanya memang, belum lama ini dia mendengar Eropa sudah memiliki teknologi mempercepat waktu pengisian energi hingga 7 menit. Namun dia masih belum memastikan sudah diterapkan atau masih dalam tahap uji coba.

"Cuma itu masih prototype atau masih tahap uji coba itu kita belum tahu, nanti kita eksplore," kata Zakky.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya