Len Industri Bangun 180 Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik

PT Len Industri menggandeng PLN dan Pertamina dalam pembangunan 180 titik pengisian daya listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2019, 13:31 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 13:31 WIB
PHOTO: Dukung Program Pemerintah, Ini Mobil Listrik BMW Ramah Lingkungan
Sumber daya pengisian ulang baterai mobil listrik BMW i8 dengan menggunakan BMW i Wallbox Plus di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (26/10). Peringati Hari Listrik Nasional ke-72, BMW perkenalkan mobil elektrik ramah lingkungan. (Liputan6.com/Pool/BMW)

Liputan6.com, Jakarta - PT Len Industri bakal membangun 180 titik pengisian daya (charging station) untuk kendaraan listrik seperti mobil listrik di Indonesia. Dalam mewujudkannya, akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Salah satu charging station yang sudah dibangun terdapat di Bandung. Tepatnya di kantor Len Industri di bypass Jalan Soekarno-Hatta.

Saat ini Len Industri bersama PLN tengah berkoordinasi terkait lama waktu proses charging. Teknologi yang ada membutuhkan waktu 20-30 menit untuk mengisi pasokan listrik di mobil listrik. Dengan waktu tersebut, sebuah mobil listrik mampu melaku sampai 200 km.

"Jadi mobil di cas 30 menit itu akan bisa jalan sejauh 200 km," kata Dirut Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin di kantor BUMN Jakarta Pusat, Selasa (3/12).

Hanya saja kata Zakky, jarak tersebut tergantung pada kondisi jalan. Sebab, bila kondisi jalan naik-turun dan macet mobil listrik akan kehabisan energi sebelum sampai 200 km.

Begitu juga dengan motor listrik yang mulai menjamur. Dalam waktu 30 menit charging, motor bisa berjalan sejauh 80 kilo meter. "Kalau nanjak, ngebut ya baterainya cepat habis," ujar Zakky.

Dia menyebut lama waktu pengisian energi tersebut sudah sesuai dengan standar yang biasa digunakan di Jepang, Cina dan Eropa. Hanya memang, belum lama ini dia mendengar Eropa sudah memiliki teknologi mempercepat waktu pengisian energi hingga 7 menit. Namun dia masih belum memastikan sudah diterapkan atau masih dalam tahap uji coba.

"Cuma itu masih prototype atau masih tahap uji coba itu kita belum tahu, nanti kita eksplore," kata Zakky.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


5 Stasiun Pengisian Listrik Kendaraan Umum Beroperasi di Jakarta

PLN Siapkan Stasiun Pengisian Listrik di 4 Kota
Petugas melakukan pengisian daya listrik pada salah satu kendaraan di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di PLN Gambir, Jakarta, Rabu (29/10/2019). Stasiun pengisian listrik tersebut tersebar di empat kota, yakni Tangerang, Bali Selatan, Jakarta, dan Bandung. (merdeka.com/Arie Basuki)

PT PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Disjaya) meluncurkan 5 unit Stasiun Pengisian Kelistrikan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, untuk mendukung program kendaraan listrik pemerintah.

General Manager PLN UID Disjaya M Ikhsan Asaad mengatakan, PLN selaku operator ‎mendorong penerapan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang kendaraan listrik, dengan menyediakan fasilitas SPKLU.

"Jadi memang ditugaskan pemerintah, mendukung Peraturan Presiden Nomor 55," kata Ikhsan, saat meluncurkan SPKLU, di Kantor PLN Disjaya, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Ikhsan mengungkapkan, ‎untuk pengoperasian perdana di Jakarta, PLN telah menaruh tiga SPKLU di halaman kantor PLN Disjaya, satu di SPKLU di Senayan City dan satu unit di kantor PLN Bulungan.

"Di halaman PLN ada tiga jenis ultra fast charging satu unit ‎150 kW, fast charging 50 kW, dan normal 25 kW," tuturnya.

Menurut Ikhsan, satu SPKLU ultra fast charging bisa mengisi empat‎ unit kendaraan secara bersamaan, dengan jenis pabrikan mobil Jepang dan Eropa.

Dia mengakui, untuk investasi pengadaan SPKLU masih cukup mahal, seperti fast charging mencapai Rp 800juta per unit.

"Saya kira nggak bicara rugi karena investasi masa depan.‎ Saat ini di depan gedung heritage ini dipasang 3 SPKLU satu ultrafast charging bisa menge-charger 4 mobil secara bersamaan," tandasnya.


PLN Siapkan 13 Stasiun Penyedia Listrik Umum di Sumatera Utara

SPLU
Sistem pengisian baterai kendaraan listrik di SPLU mulai diperkenalkan di Indonesia. (Herdi/Liputan6.com)

PT PLN (Persero) mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan ikut serta dalam gelaran Gaikindo Indonesia International AutoExpo (GIIAS) yang berlangsung di Medan, Sumatera Utara.

Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara, Rudi Arton mengemukakan, berbagai bentuk dukungan diberikan oleh PLN dalam mendukung Perpres tentang Kendaraan Listrik.

“Sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo mengisi 20 persen dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia dengan kendaraan LCEV termasuk kendaraan listrik (Low Cost Emission Vehicle), maka PLN berkomitmen menyediakan SPLU dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum)," ungkap dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/10/2019).

"Karena itu SPLU dan SPKLU ini kami tampilkan dalam pameran GIIAS di Medan. Untuk SPLU saat ini sudah tersedia 4 unit di Medan, antara lain berlokasi di Lapangan Merdeka yang strategis karena berada di tengah kota. Sedangkan di seluruh Sumatera Utara sudah tersedia 13 SPLU yang ada di berbagai kota,” lanjut Rudi.

Dirinya menambahkan, PLN UIW Sumatera Utara yang menjadi kepanjangan tangan dalam mengisi booth di GIIAS Medan tahun ini, menampilkan juga sejumlah program yang mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan secara paralel dengan PLN di kantor pusat, seperti menjelaskan produk unggulan dari Divisi Bisnis dan Pelayanan Pelanggan, yaitu program pelayanan pelanggan prioritas, yang ditujukan kepada sekitar 2.400 pelanggan prioritas (premium) di Sumatera Utara.

“Program layanan pelanggan prioritas diberikan kepada pelanggan yang ketika terjadi gangguan pemadaman listrik, mereka akan menjadi pelanggan paling terakhir yang mengalami gangguan tersebut, atau malah tidak mati sama sekali, dan mereka juga adalah pelanggan khusus (premium)," kata dia.

"Mereka ada yang merupakan pelanggan bisnis-industri, namun ada juga yang merupakan pelanggan perumahan, karena mereka tinggal di lingkungan perumahan elit. Seperti juga mereka yang hadir atau mendatangi pameran GIIAS ini, diperkirakan kategorinya adalah merekayang berstatus ekonomi kelas A. Sehingga diharapkan, kami dapat menjelaskan product knowledge tentang produk pelayanan prioritas inikepada mereka," tutur Rudi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya