Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir meninjau Pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub, di Pelabuhan Benoa, Bali pada Jumat ini. Dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam serta sepatu sneaker, Erick tiba dengan menggunakan bis di tempat tinjauan Melasti sekitar pukul 10.24 WITA.
Erick tidak sendiri. Ia ditemani oleh Ketua Komisi VI Fraksi PKB Faisol Riza, dan Wakil Ketua Komisi VI Fraksi Golkar Gde Sumarjaya Linggih.
Alasan Erick meninjau Benoa Maritime Tourism Hub bersama anggota DPR adalah untuk menunjukkan bahwa BUMN itu bekerja secara profesional dan transparan. Sehingga diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti kementrian, DPR, dan masyarakat.
Advertisement
"Saya ucapkan terima kasih kepada Komisi VI, direksi Pelindo III yang sudah bekerja keras, saya tahu ketika November saya ke sini bersama Pak Gubernur waktu itu, apa yang kita lihat hari ini sebenarnya tidak ada, tetapi di situ saya sampaikan bahwa BUMN itu harus bekerja konkret bukan wacana, dan alhamdulillah saya rasa masayarakat sekitar sangat mendukung, kalau tidak, tidak mungkin tempat ini akan terjadi," kata Erick, di Tanjung Benoa, Bali, Jumat (14/2/2020).
Usai tiba di Benoa Maritime Tourism Hub, Erick langsung melakukan ramah tamah dengan kepala desa adat Pedungan, serta dilanjut mendengarkan aspirasi masyarakat yang disampaikan oleh kepala adat itu.
Baca Juga
Selanjutnya, Erick menuju ke pelabuhan Benoa atau Benoa Cruise Terminal, yang tak jauh dari lokasi pertama. Kedatangan Erick di lokasi kedua ini disambut tabuhan musik tradisional Bali.
Sekitar 10 menit, dirinya meninjau bagaimana keadaan pelabuhan dan kapal-kapal. Sambil mendengarkan arahan dari pihak pelabuhan yang memberikan penjelasan kepada menteri Erick.
Selanjutnya, Erick pun memaparkan bahwa memang dalam dua hari terakhir pihaknya melakukan rapat koordinasi yang tidak biasa. Karena proyek Benoa Maritime Tourism Hub ini merupakan proyek strategis komisi VI DPR.
"jadi proyek strategis yang ada harus sejak awal diawali komisi VI, tapi tak cukup di situ, makanya hari ini, kita kedatangan banyak menteri terkait yang nanti sore mungkin akan mengunjungi juga, tidak lain kita inginmemastikan apa yang dilakukan BUMN juga didukung kementerian lain, karena tidak mungkin kita bisa berjalan baik kalau kementerian lain tidak mendukung. Banyak hal-hal kita lihat di sini ada keterlibatan Kementerian lain," jelasnya.
Karena memang, Bali adalah jantung dari turis di Indonesia, namun menurutnya infrastruktur masih tertinggal. Oleh karena itu, menteri Erick adakan percepatan pembangunan, dibalik adanya virus Corona ini bisa menjadi peluang ekonomi yang bagus untuk ke depannya.
"Apalagi dengan kondisi sekarang yang sedang terjadi di dunia ada virus Corona ini kesempatan membangun, karena pasti tiga empat bulan ke depan industri turis akan menurun, daripada kita diam justru kita harus percepat, apalagi turis kedepan ada dari udara dan laut, selama ini fasilitas yang dari laut sebagai negara arcipelago ini belum karena itu kita benahkan pelabuhan ini," jelasnya.
Â
Diisi Produk Lokal
Selain itu, menteri Erick juga menyampaikan kepada komisi VI dan Pelindo III, bahwa untuk zona satu wilayah pengembangan Melasti nanti, diisi dengan produk lokal.
"kita mau khususnya zona satu semua produk lokal tidak produk asing karena itu keterlibatan pengusaha lokal, swasta, atau semua yang lain yang bisa bersinergi dengan proyek ini kita sangat terbuka, hal hal ini yang kita pastikan bisa berjalan dan ini bukan wacana tapi sesuatu yang konkret," pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa salah satu latar belakang Pelindo III melakukan pengembangan pelabuhan Benoa, karena saat ini Bali belum memiliki kapasitas memadai untuk menunjang aktivitas pariwisata maritim, diantara dermaga yang ada hanya mampu menampung kapal cruise dengan ukuran kecil, sehingga dibutuhkan pengembangan kawasan pelabuhan.
Selain membangun pelabuhan Benoa menjadi Benoa Maritime Tourism Hub, sebagai wujud kepedulian sosial kepada masyarakat sekitar pelabuhan, Pelindo III juga membangun area Melasti yang dipersembahkan untuk desa adat sekitar sebagai tempat persembahyangan umat Hindhu.
Pembangunan Melasti seluas satu hektar tersebut saat ini sudah selesai dan dapat dipergunakan untuk kegiatan upacara melasti dan penganyudan.
Upacara melasti adalah salah satu rangkaian upacara menjelang Nyepi untuk penyucian diri yang dilakukan oleh seluruh umat Hindu Bali. Upacara ini, dalam pelaksanaannya dilakukan di area tepi pantai.
Advertisement