Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengkaji agar jumlah cuti bersama hingga pengganti Idul Fitri dilakukan pengurangan. Pengurangan cuti tersebut disinyalir lantaran melonjaknya kasus Covid-19 setelah libur panjang pada Oktober 2020.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan kajian yang dilakukan Presiden Jokowi betul-betul melihat dari seluruh aspek, baik sisi ekonomi maupun juga kesehatan. Mengingat, lonjakan kasus positif Covid-19 meningkat selepas libur panjang terjadi pada Oktober 2020.
"Dalam hal ini memang tidak bisa dipisahkan, Covid dengan proses pemulihan ekonomi. Kalau terjadi kegiatan yang menyebabkan penyebaran lebih tinggi atau buruk, pasti pengaruh dampak ke pemulihan ekonomi. Karena nanti akan dilakukan langkah-langkah mengenai bagaimana kegiatan ekonomi bisa berjalan tanpa memperburuk penyebaran Covid," kata dia seperti ditulis Selasa, (24/11).
Advertisement
Pertimbangan lain dilakukan Presiden Jokowi dalam mengurangi cuti bersama dan pengganti Idul Fitri juga karena turunnya aktivitas ekonomi. Berdasarkan data-data yang ada pada Oktober 2020, telah terjadi beberapa perkembangan aktivitas ekonominya yang sudah menunjukkan pelemahan kembali.
"Tapi yang kita lihat tiap libur panjang jumlah Covid naik, tapi indikator ekonomi tidak membaik atau tidak terjadi konsumsi yang diharapkan. Berarti ini harus hati-hati melihatnya. Apakah dengan libur panjang masyarakat melakukan aktivitas mobilitas tinggi, tapi tidak menimbulkan belanja dan menimbulkan tambahan kasus Covid. Itu harus dijaga," katanya.
Di sisi lain, jika libur panjang tetap dilakukan pada Desember 2020, maka jumlah hari kerja hanya 16 hari saja. Sementara pada Desember tahun lalu jumlah hari kerja masih 20 hari.
Lamanya libur panjang akan memengaruhi konsumsi listrik sektor produksi. Berdasarkan datanya, konsumsi listrik sektor industri pada Oktober 2020 minus 8,1 persen secara tahunan.
"Dari data Oktober dengan jumlah hari kerja yang menurun konsumsi listrik di bidang industri, bisnis, manufaktur turun itu dampaknya kegiatan ekonomi sektor produksi turun, di sektor konsumsi tidak pick up," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Ratas
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan hasil pembahasan mengenai libur panjang dalam ratas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasil rapat, Jokowi meminta dalam cuti bersama hingga pengganti Idul Fitri dilakukan pengurangan.
"Yang berkaitan masalah libur, cuti bersama akhir tahun, termasuk libur cuti bersama pengganti Idul Fitri, Presiden minta agar ada pengurangan. Beliau juga memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi antara Menko PMK dengan kementerian dan lembaga terkait, terutama yang berkaitan dengan cuti bersama akhir tahun dan libur pengganti Idul Fitri," kata Muhadjir dalam konferensi pers usai menghadiri Ratas bersama Presiden Jokowi, Senin (21/11).
Pengurangan cuti bersama dan libur pengganti Idul Fitri disinyalir lantaran melonjaknya kasus Covid-19 usai libur panjang. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengakui adanya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pascalibur panjang. Dia menuturkan beberapa hari terakhir penambahan kasus berada di sejumlah daerah, terutama DKI Jakarta.
"Di Ibu Kota mencapai kasus yang relatif lebih tinggi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Dua hari lalu kasus mencapai 1.579 dan kemarin 1.300-an," kata Doni usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement