Terlalu Bergantung pada Pariwisata, Pemerintah Bakal Rombak Ekonomi Bali

Pemerintah tengah berupaya agar Bali tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata.

oleh Andina Librianty diperbarui 22 Mei 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 18:45 WIB
Bermain Surfing di Pantai Kuta
Turis berselancar di pantai Kuta dekat Denpasar di pulau resor Indonesia di Bali (3/5). Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah berupaya agar Bali tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata. Hal ini belajar dari pandemi Covid-19 yang sangat menekan perekonomian Bali karena terganggunya sektor wisata.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo R.M. Manuhutu, mengungkapkan pemerintah akan mentransformasi perekonomian Bali. Hal ini merupakan rencana lain pemerintah untuk membantu kebangkitan perekonomian Pulau Dewata yang tertekan pandemi Covid-19.

Program Work From Bali pun dicanangkan untuk membantu sektor pariwisata Bali.

"Rencana lain pemerintah adalah proses untuk transformasi perekonomian Bali, sehingga tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata yang mencapai 56 persen," jelas Odo dalam konferensi pers pada Sabtu (22/5/2021).

Transformasi ini, katanya, sedang dibahas oleh pemerintah bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Bank Indonesia (BI). Transformasi ini disebut akan meluncur pada September 2021.

"Dengan proses transformasi ini, Bali diharapkan punya perekonomian yang kokoh dan ekonominya terdiversifikasi dengan baik," jelas Odo.

Ditambahkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, pertumbuhan ekonomi Bali sebanyak 52-56 persen bergantung dari pariwisata. "Seperti halnya kereta api, lokomotifnya ekonomi Bali itu memang pariwisata sejak lama," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertumbuhan Ekonomi Bali

Lumba-Lumba Liar di Pantai Lovina Bali
Wisatawan di atas perahu selama tamasya menyaksikan lumba-lumba di perairan Pantai Lovina di Singaraja, Bali, Jumat (30/10/2020). Pantai Lovina merupakan salah satu destinasi pariwisata di Bali yang sering dikunjungi untuk menikmati matahari terbit dan lumba-lumba di laut lepas (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Diungkapkannya, tahun lalu dari 34 provinsi di Indonesia, pertumbuhan perekonomian Bali yang paling tertekan dengan kontraksi 9,31 persen secara Year over Year (YoY).

Sesuai dengan arah pertumbuhan nasional, Bali pada kuartal I 2021 tumbuh -9,85 persen yoy, sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya minus 12,21 persen yoy. Namun, pertumbuhan perekonomian Bali secara kuartalan masih mengalami kontraksi, lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Kita sempat naik sedikit tapi secara keseluruhan Bali sangat berat untuk menahan pertumbuhan ekonominya tidak terlalu dalam ya. Kalau ini terus kita biarkan, proyeksi kami sampai akhir 2021 tapi kami tidak menyerah, itu kemungkinan pertumbuhan ekonomi Bali bisa juga ada potensi ke bawah untuk kontraksi. Sementara di pulau-pulau lain sudah mulai positif, jadi demikian beratnya," jelas Trisno.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya