Kereta Cepat Jakarta Bandung Dilengkapi Fasilitas Kereta Ukur, Apa Fungsinya?

Kereta ukur pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung ini dirancang agar dapat mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas dan lainnya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Des 2021, 18:29 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 18:29 WIB
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali menuntaskan salah satu pekerjaan struktur layang (elevated) yang merupakan titik kritis pembangunan di area Bekasi. (Dok KCIC)
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali menuntaskan salah satu pekerjaan struktur layang (elevated) yang merupakan titik kritis pembangunan di area Bekasi. (Dok KCIC)

Liputan6.com, Jakarta Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilengkapi fasilitas kereta ukur untuk inspeksi, pengujian, maupun pemeriksaan atau Comprehensive Inspection Train (CIT).

Kereta ukur yang sedang diproduksi bersamaan dengan rangkaian gerbong CR400AF ini akan digunakan untuk kebutuhan uji coba dan perawatan jaringan prasarana kereta cepat.

"Kereta cepat ini harus disiapkan secara total, selain rangkaian (gerbong) EMU terbaru yang canggih untuk operasional penumpang, Kita juga akan siapkan kereta ukur berkecepatan tinggi yang sama hebatnya untuk kebutuhan uji coba dan perawatan jaringan prasarana," kata Presiden Direktur PT PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi melansir Antara, di Jakarta, Minggu (5/12/2021).

Kereta ukur ini dirancang agar dapat mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS), pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem persinyalan, serta dinamika dan integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 kilometer per jam.

"Kereta ukur ini akan melaju maksimal sampai kecepatan 350 km per jam. Meski dengan kecepatan tersebut, kereta ukur mampu mendeteksi kondisi lintasan, melakukan pemeriksaan terhadap OCS, jaringan untuk telekomunikasi, sistem persinyalan, dan banyak infrastruktur lainnya dengan akurasi tinggi," jelas dia.

Kereta ukur juga akan dilengkapi sistem yang dapat mengumpulkan, memproses, dan menganalisa data terkait kondisi lintasan yang dilaluinya secara otomatis, real-time, dan menyeluruh.

Menurut dia, kemampuan ini sangat dibutuhkan di industri kereta cepat agar proses pemeliharaan infrastruktur dapat berjalan optimal dan efisien.

Secara mendetail, Dwiyana menjabarkan kereta ukur ini mampu menginspeksi jaringan prasarana kereta cepat secara akurat, real-time, dan otomatis saat melaju dengan kecepatan 350 kilometer per jam.

Untuk pengukuran geometri lintasan KCJB, kereta ukur menerapkan teori inersia, pemrosesan gambar berkecepatan tinggi, dan teknologi laser berkecepatan tinggi. Dengan begitu, kereta ukur mampu melakukan pengukuran akurat terhadap lebar rel, kesejajaran rel, cross section/pertinggian rel kiri-kanan, dan lendutan rel.

Untuk OCS, teknologi pengukuran kontak dan non kontak digunakan guna mengukur parameter geometri kawat kontak, parameter interaksi antara pantograph dan kawat kontak, dan parameter power supply secara real-time.

Terdapat juga sistem pengukuran gaya untuk mengukur mengukur gaya kontak antara pantograph dan kawat kontak, hard spot, arcing, dan lainnya serta sistem pengukuran optik untuk mengukur ketinggian kawat kontak, jarak stagger, jarak horizontal dan vertikal antara dua kabel kontak.

Untuk kebutuhan pemeriksaan komunikasi, kereta ukur akan dilengkapi peralatan untuk mengukur jangkauan sinyal komunikasi, gangguan medan elektromagnetik lingkungan, data suara dan data kontrol layanan penumpang, serta data kontrol kereta.

Sedangkan untuk pemeriksaan persinyalan, kereta ukur ini dirancang untuk mampu mengukur peralatan parameter persinyalan seperti balise, track circuit, kapasitor kompensasi, dan arus balik traksi.

 

Perlatan Lainnya

Progres Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pekerja beraktivitas menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Halim, Makasar, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Stasiun Halim akan menjadi stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan KCJB dan berakhir di Stasiun Tegalluar Bandung. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Kereta ini juga memiliki peralatan untuk mengukur dan menguji gaya dinamika rel dengan parameter kekuatan rel-roda secara vertikal/lateral, koefisien derailment, rasio pengukuran beban roda, gaya wheelset lateral, akselerasi badan kereta secara vertikal/lateral, akselerasi kerangka lateral, dan akselerasi kontak gandar vertikal.

Selain itu terdapat peralatan pemeriksaan sistem integral yang berfungsi sebagai sinkronisasi lokasi, kalibrasi waktu, pengolahan data inspeksi secara komprehensif, monitoring video CCTV, dan jaringan data.

Peralatan untuk kebutuhan sistem integral ini juga telah dilengkapi encoder, teknologi RFID dan GPS untuk mendapatkan lokasi yang akurat saat dalam kecepatan tinggi, dan presisi lokasi hingga 2 meter.

"Kereta ukur berkecepatan tinggi untuk kereta cepat Jakarta Bandung pasti memiliki kemampuan terbaik sesuai fungsinya. Kehadiran kereta ukur ini menjadi penting untuk menguji kualitas dan pemeliharaan agar dapat beroperasi dengan kualitas pelayanan terbaik bagi seluruh penumpang," kata Dwiyana.

Sementara itu rangkaian EMU kereta ukur ini akan memiliki rangkaian kereta dengan spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda.

Kereta 1 untuk kebutuhan pengujian lintasan, kereta 2 untuk sistem persinyalan dan komunikasi, kereta 3 untuk OCS, kereta 4 dan 7 sebagai ruang kantor, kereta 5 untuk restorasi, kereta 6 sebagai ruang pertemuan, kereta 8 untuk sinyal dan integrasi rel-roda.

"Kereta ukur yang kami siapkan memiliki standar yang sama dengan CR400AF, namun dilengkapi kereta dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk keperluan inspeksi jaringan rel kereta cepat Jakarta Bandung," kata Dwiyana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya