Liputan6.com, Jakarta - Tercatat 20 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk dalam daftar 100 perusahaan terbesar versi majalah Fortune. Tentu hal itu merupakan prestasi yang menggembirakan bagi Pemerintah Indonesia.
"Kemarin Fortune 100 mengeluarkan 100 perusahaan besar. Itu, kurang lebih ada 20 BUMN," kata Kendati begitu, Menteri BUMN Erick Thohir, dikutip dari Instagram pribadinya @erickthohir, Selasa (16/8/2022).
Baca Juga
Dilihat segi penghasilan labanya dari 20 BUMN tersebut mencapai Rp 1.198 triliun pada tahun 2022, artinya ada kenaikan Rp 68 triliun saat pandemi covid-19 yakni 2020 hingga 2021.
Advertisement
"Lalu kalau kita lihat laba, dari 10 besar 7 BUMN artinya BUMN sehat, korporasinya sehat, tetapi program BUMN untuk ekonomi kerakyatan berjalan dan pembukaan lapangan kerja melalui program BUMN berjalan. Nah ini yang kita jaga, sejak tahun 2020-22021, tahun 2022 itu kurang lebih Rp 1.198 triliun, artinya ada kenaikan Rp 68 triliun saat covid-19," ujarnya.
Tentu hal itu membuat perusahaan BUMN sangat percaya diri, dimana ketika pandemi covid-19 saja masih bisa tumbuh apalagi pasca covid-19, Erick optimis bisa tumbuh lebih dengan cara melakukan transformasi, inovasi, hingga efisiensi.
"Nah ini membuat confidence dong, kalo covid-19 aja kita bisa tumbuh apalagi pasca covid-19 harus tumbuh dengan transformasi, inovasi, dan efisiensi. Saya melihat prospeknya bagus," ujar Erick.
Kendati demikian, kata Erick, tetapi kita tetap mesti waspada, sebab IMF kemarin memprediksi tahun 2024 dunia mengalami resesi. Banyak negara akan bangkrut.
"Artinya apa? ketika konsolidasi di dalam negeri kuat, faktor eksternal faktor-faktor kita harus perhitungkan. Karena ini kan rantai pasok, ini yang mesti kita waspada," ujarnya.
Lebih lanjut, masuknya 20 perusahaan BUMN dalam Fortune Indonesia 100, menunjukkan korporasi BUMN yang sehat. Namun, tidak berpuas diri, melainkan capaian itu tetap harus dijaga, salah satunya dengan terus menjalankan program ekonomi kerakyatan yang bisa membuka banyak lapangan kerja.
"Laba yang justru naik selama pandemi, membuat kami percaya diri namun tetap waspada. Waspada terhadap faktor geopolitik yang bisa berdampak pada ekonomi dalam negeri," pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dari Sisi Pendapatan, BUMN Kuasai Daftar Fortune Indonesia 100
Majalah Fortune Indonesia merilis daftar Fortune Indonesia 100 yang merupakan daftar 100 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2021. Ini adalah rilisan tahun kedua.
Perusahan yang masuk dalam daftar ini tidak hanya terdiri dari perusahaan terbuka di Indonesia, namun juga tertutup. Dengan catatan, mereka merilis laporan kinerjanya yang telah diaudit, menampilkan pada situsnya, atau menyerahkannya kepada tim Fortune Indonesia.
Ada hal signifikan yang terjadi ketika tim Fortune Indonesia merilis daftar bergengsi kali ini. Tahun lalu, hanya 30 persen perusahaan yang berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Namun, tahun ini 80 persen di antaranya berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja.
Total pendapatan dari seratus perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 ini mencapai Rp 4.381,41 triliun. Angka tersebut naik 20,62 persen dibandingkan tahun lalu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia 2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 16.970,8 triliun. Artinya total pendapatan 100 perusahaan raksasa ini mewakili 25,81 persen atau lebih dari seperempat perekonomian Indonesia.
Dari total pendapatan Rp 4.381,41 triliun, sekitar 48,84 persen di antaranya disumbang oleh 19 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100.
“Terbentuknya sejumlah holding BUMN membuat beberapa perusahaan pelat merah memiliki kontribusi pendapatan yang signifikan,” kata Hendra Soeprajitno, Editor-in-Chief Fortune Indonesia dalam keterangan tertulis, Kamis (11/8/2022).
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dikuasai Sektor Pertambangan
Saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) membagi klasifikasi saham menjadi 11 sektor. Jika kita melihat daftar Fortune Indonesia 100, sektor pertambangan yang merasakan era booming komoditas mengambil porsi 36,3 persen dari total pendapatan Fortune Indonesia 100 yaitu Rp 4.381,41 triliun.
Sektor kedua dan ketiga dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor keuangan dengan porsi 19,15 persen dan sektor barang konsumen primer dengan porsi 18 persen.
Namun jika melihat dari sisi laba bersih, dari total laba bersih Rp 389,72 triliun yang dicatatkan 100 perusahaan dalam daftar Fortune Indonesia 100, sektor keuangan mengambil kontribusi 40 persen.
"Diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen primer dengan kontribusi masing-masing 27,24 persen dan 11,75 persen,” kata Hendra.
Berikut daftar Fortune Indonesia 100: 2021/2022:
1. PERTAMINA
2. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA
3. ASTRA INTERNATIONAL
4. BANK RAKYAT INDONESIA
5. TELKOM INDONESIA
6. BANK MANDIRI
7. GUDANG GARAM
8. INDOFOOD SUKSES MAKMUR
9. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA
10. MIND.ID
11. BANK CENTRAL ASIA
12. SUMBER ALFARIA TRIJAYA
13. PUPUK INDONESIA
14. BANK NEGARA INDONESIA
15. SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY
16. ADARO ENERGY INDONESIA
17. CHAROEN POKPHAND INDONESIA
18. INDAH KIAT PULP & PAPER
19. BARITO PACIFIC
20. JAPFA COMFEED INDONESIA.
Advertisement
21 - 40
21. INDIKA ENERGY
22. ERAJAYA SWASEMBADA
23. BAYAN RESOURCES
24. UNILEVER INDONESIA
25. SINAR MAS MULTIARTHA
26. SEMEN INDONESIA (SIG GROUP)
27. PELABUHAN INDONESIA (PELINDO)
28. INDOSAT OOREDOO HUTCHISON
29. DIAN SWASTATIKA SENTOSA
30. KRAKATAU STEEL
31. INDO TAMBANGRAYA MEGAH
32. BANK TABUNGAN NEGARA
33. MAYORA INDAH
34. XL AXIATA TBK
35. KALBE FARMA
36. SARATOGA INVESTAMA SEDAYA 15
37. AKR CORPORINDO
38. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
39. BANK DANAMON INDONESIA
40. BANK CIMB NIAGA
41 - 60
41. ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA
42. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL
43. MEDCO ENERGI INTERNASIONAL
44. METRODATA ELECTRONICS
45. MITRA ADIPERKASA
46. KERETA API INDONESIA
47. WIJAYA KARYA
48. FKS MULTI AGRO
49. BANK PAN INDONESIA
50. PT PP
51. MNC INVESTAMA
52. BANK BTPN
53. LIPPO KARAWACI
54. TUNAS BARU LAMPUNG
55. AIA FINANCIAL
56. INDOLIFE PENSIONTAMA
57. MANULIFE INDONESIA
58. CAPITAL FINANCIAL INDONESIA
59. GAJAH TUNGGAL
60. JASA MARGA
Advertisement
61 - 80
61. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN
62. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
63. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA
64. ABM INVESTAMA
65. BUMI RESOURCESES
66. CATUR SENTOSA ADIPRANA
67. BANK PERMATA
68. BANK OCBC NISP
69. VALE INDONESIA
70. DELTA DUNIA MAKMUR
71. MITRA PINASTHIKA MUSTIKA
72. KIMIA FARMA
73. ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI
74. BANK MAYBANK INDONESIA
75. M-CASH INTEGRASI
76. INDO-RAMA SYNTHETICS
77. KIRANA MEGATARA
78. WASKITA KARYA
79. TUNAS RIDEAN
80. SRI REJEKI ISMAN
81 - 100
81. FAJAR SURYA WISESA
82. TIGARAKSA SATRIA
83. ADHI KARYA
84. BANK MEGA
85. TEMPO SCAN PACIFIC
86. SMARTFREN TELECOM
87. MULTIPOLAR
88. GUNUNG RAJA PAKSI
89. TEMBAGA MULIA SEMANAN
90. PRIMA ANDALAN MANDIRI
91. BARAMULTI SUKSESSARANA
92. PAN BROTHERS
93. PUTRA MANDIRI JEMBAR
94. CIPUTRA DEVELOPMENT
95. SAMUDERA INDONESIA
96. MALINDO FEEDMILL
97. UNI-CHARM INDONESIA
98. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
99. SARANA MENARA NUSANTARA
100. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA.
Advertisement