Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendukung percepatan pemanfaatan gas bumi di Yogyakarta, saat ini Subholding Gas PT Pertamina (Persero) sedang membangun jaringan gas di Wilayah tersebut.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati terus mendorong PGN sebagi Subholding Gas Pertamina untuk memperbanyak pelanggan untuk memperluas jargas.
"BPH Migas berupaya sesuai dengan tugas dan fungsi dalam menetapkan tarif jargas nantinya yang mendekati nilai keekonomian masyarakat dan PGN untuk keberlanjutan pembangunan jargas selanjutnya," kata Erika, di Jakarta, Sabtu (11/3/2023).
Advertisement
Erika mengungkapkan, di Yogyakarta belum ada pipa sehingga menggunakan sumber dari Jawa Tengah menggunakan CNG. Dengan cara tersebut gas bumi dapat segera dimanfaatkan untuk jargas sehubungan dengan program transisi energi melalui pemanfaatan energi bersih.
"Edukasi juga harus didorong di masyarakat untuk menggunakan energi bersih," ujarnya.
BPH Migas bersama PGN pun melaksanakan pengawasan terhadap pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jargas menjadi salah satu program andalan pemerintah di masa transisi energi saat ini.
PGN berencana mengembangkan jargas di Yogyakarta sebanyak 12.900 Sambungan Rumah (SR) secara bertahap mengunakan investasi internal PGN, dimulai dari Kabupaten Sleman Desa Caturtunggal dan Kota Yogyakarta Kecamatan Gondokusuman. Selain itu, PGN juga melakukan captive market di sektor komersial dan Industri.
Dalam penyediaan CNG untuk Kabupatan Sleman, PGN bersinergi dengan Subholding Gas Grup dengan estimasi kebutuhan sekitar 0,44 BBTUD.
Â
Skema Pasokan Gas
Â
Komite BPH Migas Wahyudi Anas menambahkan, ada dua skema terkait alokasi pasokan gas untuk jargas di Yogyakarta. Pertama menggunakan CNG yang diolah dari gas sumur yang ada di wilayah sekitar Jawa Tengah. Selain itu sumber pasokan CNG juga dapat diangkut dari SPBG untuk disalurkan ke wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan.
"Jadi ada dua sumber CNG untuk memastikan kehandalan gas agar tidak terganggu," ujar Wahyudi.
General Manager PGN Sales and Operation Regional III (SOR III) Edi Armawiria menurutkan, untuk pengembangan jargas di Yogyakarta, PGN menggunakan infrastruktur seperti pipa PE diameter 180 mm, pipa PE diameter 90 mm, pipa PE diameter 63 mm, Pressure Reducing System (PRS), Regulating Station (RS), serta pipa untuk menyambungkan ke rumah dan kompor pelanggan.
“Pembangunan infrastruktur gas bumi di Yogyakarta sudah berjalan seperti pemasangan pipa distribusi kurang lebih 75,26 kilometer. Pembangunan kami dalam tujuh sektor. Di beberapa sektor sudah ada yang tersambung ke rumah-rumah warga dan siap untuk gas in," ungkap
Â
Advertisement
Wilayah Pioneer
Edi menambahkan, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menjadi wilayah pioneer untuk pembangunan jargas yang dapat menjadi stimulus perkembangan ekonomi masyarakat hingga industri kecil di Jawa Bagian Selatan.
Di Jawa Tengah bagian selatan, PGN juga telah melayani 200 pelanggan di Magelang yang terdiri dari rumah tangga, pelanggan kecil, hingga komersial. Layanan gas bumi di Magelang disupply menggunakan moda non pipa CNG dengan pemakaian gas ±2.800 M3 per bulan.
Tidak hanya layanan gas bumi, kontribusi PGN juga diwujudkan untuk mendukung kemajuan social ekonomi masyatarakat dengan adanya Balkondes PGN Karangrejo. Balkondes ini juga menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar operasional dapur dan Café Truntum dengan pemakaian ± 6.000 M3 per bulan.
“Dukungan dari BPH Migas, pemerintah, stakeholder, serta masyarakat terhadap upaya perluasan jargas sangat kami butuhkan agar pembangunan jargas dan manfaatnya dapat dirasakan secara nyata yang lebih efisien. Tentunya juga akan berkontribusi dalam upaya penggunaan energi yang lebih bersih di masa transisi energi," pungkas Edi.