Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyemarakan HUT ke-52 tahun dengan tema “Transform, be the Great Leader”, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menggelar talkshow bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat umum dengan tema “Yuk uKUR Bisnismu”. Selaras dengan visi misi perusahaan, Askrindo terus menyuarakan dukungannya terhadap UMKM di Indonesia.
Baca Juga
Kegiatan yang dilakukan secara daring ini, dihadiri oleh 3 narasumber yang kompeten dalam bidang bisnis yakni Yudi Candra, Business Maximiser Coach, Marketing Influencer, dan Face Reader Coach, Komang Agung Wira Dharma, Pengelola Kegiatan dan Anggaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Yessi Callisa, Pelaku UMKM & Owner Peyek Nyai.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan Askrindo, Cahyo Hari Purwanto, mengatakan, Askrindo sebagai lembaga penjaminan mempunyai misi untuk memberdayakan UMKM guna menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ini kesempatan emas bagi para UMKM atau yang ingin membangun bisnis untuk bertemu dengan narasumber yang ada di sini. Askrindo sebagai lembaga penjaminan mendukung pemberdayaan UMKM bahkan yang grassroot agar bergerak maju sehingga menjadi penggerak perekonomian di Indonesia,” ujar Cahyo, Kamis (31/3/2023).
Yudi Candra, business coach, mengatakan bahwa membangun bisnis atau UMKM harus memerlukan rencana dan pertimbangan yang sangat matang.
“Di samping perencanaan, harus ada kontrol, selling process, and the people. Setelah memiliki perencanaan yang matang, kita juga harus mampu menerapkan kontrol penting seperti displin mengatur modal dan memperhatikan sumber modal,” ujar Yudi.
Legalitas Usaha
Sejalan dengan Yudi, Yessi Callisa, Owner Peyek Nyai mengatakan bahwa sering kali UMKM atau yang ingin membangun bisnis lupa memperhatikan aspek modal untuk legalitas usaha.
“Padahal, legalitas dapat membuka banyak peluang dan sangat penting untuk sebuah brand. Hal-hal seperti ini sering terlewat oleh para UMKM karena membutuhkan modal yang tidak sedikit,” ujar Yesi.
Banyaknya keluhan mengenai modal membuat Komang Agung Wira Dharma, Pengelola Kegiatan dan Anggaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan bahwa akses sudah dipersiapkan pemerintah melalui lembaga perbankan dan dijamin oleh lembaga keuangan Non-perbankan seperti Askrindo.
“KUR itu mudah dan murah. Gampang mengajukannya dan murah karena ada subsidi bunga dari pemerintah. Suku bunga kecil di angka 6 persen dan supermikro 3 persen,” ujar Komang.
Askrindo sebagai lembaga penjamin KUR, mendukung penuh geliat pemerintah membangkitkan perekonomian dengan memberdayakan UMKM sebagai salah satu roda penggerak.
Advertisement
Genjot Akses Permodalan, Kadin Ajak Negara ASEAN Peluas Literasi Digital Bagi UMKM
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid memimpin upaya untuk mendorong dialog dan kolaborasi yang lebih besar untuk kemajuan ekonomi digital dan ekonomi hijau selama Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) guna mengurangi risiko dan menjaga stabilitas keuangan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Arsjad tekankan transformasi digital dan keuangan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ekonomi global, kesenjangan keuangan dan investasi hijau
Di sektor ekonomi hijau, Arsjad menyoroti pentingnya untuk meningkatkan investasi pada ekonomi hijau dengan cara mempercepat inovasi melalui penelitian dan pengembangan, investasi luar negeri, dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
Dia juga mengatakan bahwa penting untuk memperluas inklusi keuangan dan literasi digital terutama untuk UMKM agar UMKM mampu mendapatkan akses ke modal dan berpartisipasi lebih besar di pasar.
Selain itu, Arsjad menekankan pentingnya inisiatif blended finance yang dapat mendorong investasi swasta ke arah energi yang berkelanjutan. Dengan cara ini, ASEAN bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan dampak yang lebih besar serta return yang lebih baik yang sesuai dengan risiko.
Arsjad juga mengatakan bahwa kebijakan dan regulasi, struktur keuangan yang inovatif, standarisasi dan transparansi, serta instrumen mitigasi risiko adalah kunci untuk mendorong investasi swasta di bidang energi yang berkelanjutan.
Untuk mengatasi kesenjangan investasi dalam proyek iklim di Asia Tenggara, Arsjad menilai pentingnya peningkatan investasi dalam proyek yang ramah lingkungan dan kerjasama dalam menerapkan standar ISSB di seluruh ASEAN, serta membuat harmonisasi dan konsistensi tentang taksonomi ASEAN.
Selain itu, kepemimpinan ASEAN-BAC berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dalam mempromosikan sentralitas ASEAN dan berinovasi menuju inklusivitas yang lebih besar. "Kami telah mengidentifikasi lima isu prioritas untuk upaya advokasi kebijakan, termasuk transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, penguatan sektor kesehatan, ketahanan pangan, dan fasilitasi perdagangan dan investasi," ungkapnya.