Kaleidoskop 2024: Kabar Shell Tutup Seluruh SPBU di Indonesia Bikin Heboh

Rencana Shell Indonesia yang dikabarkan bakal menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia banyak menyedot perhatian jelang penghujung 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Des 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 18:00 WIB
SPBU Shell Modular komersial pertama di Indonesia, terletak di Jombang, Jawa Timur. (Dok Shell)
SPBU Shell Modular komersial pertama di Indonesia, terletak di Jombang, Jawa Timur. (Dok Shell)

Liputan6.com, Jakarta Rencana Shell Indonesia yang dikabarkan bakal menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia banyak menyedot perhatian jelang penghujung 2024.

Kabar tersebut diungkapkan Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas).

Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal mengaku tak heran mendengar desas-desus tersebut. Lantaran, ia menilai jaringan ritel penyaluran produk BBM di SPBU Indonesia saat ini sudah sangat dikuasai oleh Pertamina.  

"Kalau di Indonesia terlihat jelas, saya enggak heran kalau dia mau tutup bisnis SPBU-nya di Indonesia. Karena kita lihat sendiri, mayoritas dari SPBU itu dikelola atau di bawah Pertamina. Jadi untuk mereka bersaing itu sulit," ujarnya kepada Liputan6.com

Sedikit kilas balik, Moshe menceritakan, Shell sempat berjaya di bisnis jaringan ritel Tanah Air saat produk BBM miliknya punya nilai tambah lebih dibanding Pertamina dan perusahaan sejenis lain. 

Namun, ketika perusahaan minyak yang bermarkas di Inggris tersebut punya niat berinvestasi lebih masif di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Shell sempat membuat pernyataan akan menutup 1.000 SPBU hingga 2025.

Ditambah, pesaingnya di bisnis serupa yakni Pertamina sudah lebih kompetitif dan punya keunggulan yang tak bisa disaingi. Sebagai satu-satunya badan usaha di Indonesia yang berhak menyalurkan jenis BBM subsidi.  

"Pertamina semakin lama semakin baik, dari kualitasnya, servisnya, dan lain sebagainya. Di satu sisi, Pertamina satu-satunya perusahaan yang diperbolehkan pemerintah untuk menjual BBM bersubsidi," ungkap Moshe. 

 "Jadi ya susah kalau mau bersaing. Satu kualitasnya makin tinggi, Shell sudah mulai berkurang competitive advantage-nya, nilai jual dia terhadap kompetitornya sudah mulai disamai. Di lain sisi, dia juga enggak bisa berkembang karena sudah dimonopoli oleh Pertamina yang difasilitasi oleh pemerintah," bebernya.

Hingga berita ini diturunkan, Liputan6.com sudah hubungi Shell Indonesia, dan belum mendapatkan respons.

Shell Indonesia Angkat Bicara

Penuhi Kebutuhan BBM Berkualitas, Shell Buka SPBU di Bandara Soetta
Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar mobil di kawasan bisnis Soewarna, Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Kamis (19/4). Shell menambah SPBU di kawasan Bandara Soetta untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar berkualitas.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Manajemen Shell Indonesia pun angkat bicara mengenai isu penutupan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea membantah terkait isu penutupan seluruh SPBU Shell di Indonesia. “Informasi yang beredar terkait rencana Shell untuk menutup seluruh SPBU di Indonesia tidak benar. Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar,” ujar dia lewat keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Ia mengatakan, Shell Indonesia tetap fokus melayani pelanggan. “Shell Indonesia tetap fokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami,” kata Susi.

Sebelumnya,  Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) telah menjaring kabar, soal rencana Shell Indonesia yang dikabarkan bakal menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya di Indonesia. 

Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal mengaku tak heran mendengar desas-desus tersebut. Lantaran, ia menilai jaringan ritel penyaluran produk BBM di SPBU Indonesia saat ini sudah sangat dikuasai oleh Pertamina.  

"Kalau di Indonesia terlihat jelas, saya enggak heran kalau dia mau tutup bisnis SPBU-nya di Indonesia. Karena kita lihat sendiri, mayoritas dari SPBU itu dikelola atau di bawah Pertamina. Jadi untuk mereka bersaing itu sulit," ujarnya kepada Liputan6.com. 

Sedikit kilas balik, Moshe menceritakan, Shell sempat berjaya di bisnis jaringan ritel Tanah Air saat produk BBM miliknya punya nilai tambah lebih dibanding Pertamina dan perusahaan sejenis lain. 

Namun, ketika perusahaan minyak yang bermarkas di Inggris tersebut punya niat berinvestasi lebih masif di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Shell sempat membuat pernyataan akan menutup 1.000 SPBU hingga 2025.

 

Persaingan Makin Kompetitif

Raksasa minyak mencatat rekor keuntungan tahunan
Sebuah pesawat terbang melewati tanda di pom bensin shell di London, Kamis (2/2/2023). Shell mencetak laba sebesar US$40 miliar atau setara Rp595,8 miliar pada 2022 di tengah gejolak harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Ditambah, pesaingnya di bisnis serupa yakni Pertamina sudah lebih kompetitif dan punya keunggulan yang tak bisa disaingi. Sebagai satu-satunya badan usaha di Indonesia yang berhak menyalurkan jenis BBM subsidi.  

"Pertamina semakin lama semakin baik, dari kualitasnya, servisnya, dan lain sebagainya. Di satu sisi, Pertamina satu-satunya perusahaan yang diperbolehkan pemerintah untuk menjual BBM bersubsidi," ungkap Moshe. 

 "Jadi ya susah kalau mau bersaing. Satu kualitasnya makin tinggi, Shell sudah mulai berkurang competitive advantage-nya, nilai jual dia terhadap kompetitornya sudah mulai disamai. Di lain sisi, dia juga enggak bisa berkembang karena sudah dimonopoli oleh Pertamina yang difasilitasi oleh pemerintah," bebernya.

 

Menteri ESDM Beri Kepastian

Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru Bahlil Lahadalia saat acara serah terima jabatan Menteri ESDM di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi isu yang menyebutkan bahwa Shell Indonesia berencana menutup seluruh jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tanah Air.

Bahlil memastikan bahwa hingga saat ini belum ada informasi resmi terkait rencana tersebut. Ia menyebut kabar ini kemungkinan hanya spekulasi.

"Saya belum dengar soal itu. Belum ada pembahasan terkait penutupan SPBU Shell di Indonesia," kata Bahlil saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/11/2024).

Menteri Bahlil menambahkan bahwa bisnis Shell Indonesia diperkirakan masih dalam kondisi stabil. "Kabar burunglah, InsyaAllah semuanya baik-baik saja," ujarnya.

Isu Penutupan SPBU Shell dan Persaingan Bisnis BBMKabar mengenai penutupan jaringan SPBU Shell sebelumnya mencuat dari pernyataan Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas), Moshe Rizal. Menurutnya, Shell menghadapi tantangan berat akibat dominasi pasar oleh Pertamina.

"Mayoritas pasar SPBU dikuasai Pertamina. Saya tidak heran kalau Shell kesulitan berkembang. Kompetisi di sini sangat berat," ujar Moshe.

Ia juga mengungkapkan bahwa secara global, Shell tampaknya sedang mengalihkan fokus bisnisnya dari sektor hilir, seperti distribusi bahan bakar, ke sektor hulu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya