Morgan Stanley PHK 3.000 Karyawan di Kuartal II 2023

Morgan Stanley dikabarkan berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya pada kuartal kedua 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Mei 2023, 12:01 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2023, 12:01 WIB
Ilustrasi PHK (Istimewa)
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat, Morgan Stanley.

Melansir US News, Rabu (3/5/2023) sebuah sumber mengabarkan bahwa Morgan Stanley berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya pada kuartal kedua 2023, dalam putaran PHK kedua dalam enam bulan.

Sumber itu menyebut, kesepakatan yang lambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong bank investasi itu mengurangi jumlah karyawannya, kata sumber itu.

Bloomberg News adalah yang pertama melaporkan tentang PHK terbaru di Morgan Stanley.

PHK terbaru di Morgan Stanley mengikuti kuartal lain di mana biaya dari unit perbankan investasi menurun, menyeret total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi USD 14,5 miliar.

Bulan lalu, kepala keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya mengatakan bahwa pengelolaan biaya adalah prioritas mengingat ketidakpastian pasar yang lebih luas dan inflasi yang tinggi.

Bank investasi di Wall Street itu telah terdampak dari penurunan dalam kesepakatan karena investor menjadi lebih berhati-hati tentang pasar yang bergejolak dan suku bunga The Fed yang naik dengan cepat.

Pada Desember 2022, CEO Morgan Stanley James Gorman juga telah mengatakan bahwa bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja "sederhana" di seluruh dunia. Namun saat itu Gorman tidak memberikan angka pasti pada karyawan yang akan terdampak PHK.

Pada akhir Maret 2023, Morgan Stanley tercatat memiliki lebih dari 82.000 karyawan dan PHK akan memengaruhi hampir 4 persen stafnya.

Morgan Stanley PHK 1.600 Karyawan Global, Masih Gara-gara Kondisi Global

Morgan Stanley
Morgan Stanley (Foto: nypost.com)

Diwartakan sebelumnya, pada 7 Desember 2022 bank Morgan Stanley telah memangkas sekitar 1.600 pekerjaan atau sekitar 2 persen dari tenaga kerja globalnya.

Pemangkasan di Morgan Stanley menjadi yang terbaru dari serangkaian PHK di bank besar Amerika lainnya di tengah perlambatan ekonomi.

Dilansir dari BBC, berita PHK Morgan Stanley muncul setelah kepala eksekutif Morgan Stanley James Gorman memperingatkan bahwa bank akan mengalami kehilangan pekerjaan tingkat "sedang".

Dia menganggap perampingan sebagai hasil yang dapat diprediksi setelah beberapa tahun mengalami pertumbuhan pesat.

Morgan Stanley, yang telah melakukan sejumlah akuisisi dalam beberapa tahun terakhir, mempekerjakan sekitar 82.000 orang secara global pada akhir September 2022, naik dari 75.000 di tahun sebelumnya.

Sebelum Morgan Stanley, Goldman Sachs juga telah melakukan pemangkasan karyawan, yang juga bersiap untuk bonus gaji yang lebih kecil.

Pembayaran pada karyawan di bank-bank Wall Street diperkirakan turun lebih dari 20 persen tahun ini, setelah mencapai rekor pada 2021, menurut pejabat pemerintah kota New York pada Oktober 2022. 

 

Sektor yang Paling Rentan

Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham
Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham

Perbankan menjadi salah satu sektor yang paling rentan terhadap perlambatan karena bank sentral di seluruh dunia membuat pinjaman menjadi lebih mahal dengan menaikkan suku bunga, dalam upaya untuk mengurangi permintaan pinjaman, dan meredakan tekanan yang mendorong kenaikan harga.

Pada konferensi industri perbankan pada Selasa (6/12), bos Goldman Sachs David Solomon memperingatkan tentang prospek ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi melambat," kata Solomon.

"Ketika saya berbicara dengan klien kami, mereka terdengar sangat berhati-hati," ungkapnya.

Perekonomian Amerika Serikat sejauh ini bernasib lebih baik dari yang diharapkan karena konsumen terus berbelanja, didukung oleh pasar pekerjaan yang kuat dan sisa tabungan dari pandemi.

Tetapi kenaikan harga yang cepat mengikis tabungan bisnis dan rumah tangga, yang pada akhirnya dapat "menggelincirkan" perekonomian, kata Jamie Dimon, kepala JP Morgan Chase, kepada penyiar CNBC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya