Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian ESDM tengah mencari pihak yang bisa menggarap jaringan gas (jargas) melalui skema lelang. Untuk itu, pemerintah juga menjanjikan keamanan pasokan gas dari hulu selama 30 tahun.
Direktur Pembinaan Program Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan menerangkan nantinya pemenang lelang akan berhak atas klaster dalam satu kabupaten atau kota.
Baca Juga
"Pemerintah akan menetapkan dan melancarkan proses lelang wilayah jaringan distribusi gas bumi (klaster gas). Klaster gas mencakup satu kabupaten/kota. Pemenang lelang berhak atas bisnis gas dan alokasi gas hulu di dalam kluster secara eksklusif selama 30 tahun," ujarnya dalam IndoGAS & Power 2023, di The Westin, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Advertisement
Dari pengelolaan bisnis selama 30 tahun tadi, Mustafid menyebut pemenang lelang juga bisa menggandeng pedagang gas di wilayah tersebut. Di sisi lain, hal ini diharapkan mampu menggenjot pembangunan infrastruktur.
"Pemenang lelang dapat bekerja sama dengan pedagang gas yang ada di daerah tersebut. Skema ini diharapkan dapat merangsang pembangunan infrastruktur dan meningkatkan efisiensi," urainya.
Mustafid menerangkan melalui jargas bagi rumah tangga ini diharapkan mampu meningkatkan penggunaan energi bersih yang murah dan efisien. Menurutnya, penggunaan LNG juga mampu menekan impor LPG.
"Saat ini, program gas kota telah menghubungkan 871.645 rumah tangga di seluruh tanah air. Kami telah menyiapkan peta jalan untuk menghubungkan sekitar satu juta rumah tangga dengan pendirian skema KPBU," tuturnya.
Kendala Pasokan Gas Domestik
Pada saat yang sama, Mustafid juga mengungkap sejumlah poin yang menjadi kendala dalal memasok gas di dalam negeri. Mulai dari infraatruktur hingga pengangkutan LNG yang terbatas di beberapa wilayah di Indonesia.
Beberapa kendala diantaranya, pertama, Infrastruktur Gas yang belum sepenuhnya dikembangkan. Kedua, penurunan produksi di beberapa blok di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan yang menjadi sumber pasokan gas pipa. Ketiga, Keterlambatan beberapa Proyek Pengembangan Lapangan Gas.
"Keempat, pengangkut LNG yang diizinkan untuk mengangkut LNG di Indonesia wilayahnya terbatas sehingga terdapat perbedaan antara jadwal permintaan LNG dan jadwal pengapalan," ujar dia.
Genjot Produksi Gas Bumi
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah tengah menggenjot produksi dan pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Baik implementasi bagi tingkat rumahan, ataupun industri.
Dalam hal ini, Direktur Pembinaan Program Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengungkap rencana pemerintah untuk membangun kawasan industri yang energinya ditopang oleh gas bumi.
"Pemerintah juga serius dalam mengembangkan industri berbasis energi gas alam. Lokasinya nanti akan berdekatan dengan sumur gas alam, kita harap industrinya bisa makin efisien," ujar dia saat membuka IndoGAS & Power 2023, di The Westin, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Informasi, konferensi internasional bisnis migas di Indonesia ini mempertemukan sejumlah pelaku bisnis migas di tanah air. Termasuk menjajakan peluang-peluang kerja sama dengan berbagai pihak.
Advertisement
Cari Kandidat Garap WK Gas
Mustafid sendiri mengungkap, ada rencana untuk mencari kandidat untuk menggarap 10 wilayah kerja (WK) dengan cadangan gas bumi di Indonesia pada 2024 mendatang. Tujuannya, untuk menggenjot produksi gas bumi nasional.
"Pemerintah Indonesia berencana untuk mencari 10 kandidat baru untuk menggarap Wilayah Kerja migas di 2024 untuk meningkatkan produksi migas dan menemukan eksplorasi baru," kata dia.
Mustafid menegaskan, nilai inti dari gelaran IndGAS & Power 2023 adalah mengoptimalkan produksi migas nasional. Kendati ada upaya untuk menerapkan energi baru terbarukan (EBT) dia menilai gas bumi masih bisa jadi sarana transisi.
"Intinya sih kita berusaha mengoptimalisasi pemanfaatan minyak dan gas bumi ya, terutama dari sisi gas kita usahakan menjadi pengganti ya, menjadi transisi energi supaya bisa mengurangi juga dari sisi juga ketergantungan kita kepada fuel maupun dari sisi impor juga," bebernya.
Pengelolaan Gas
Lebih lanjut, dia menerangkan, pengelolaan gas di Indonesia dibagi menjadi tiga aspek yaitu cadangan gas, pasokan gas, dan pengelolaan keekonomian gas. Saat ini, pihaknya menyebut Indonesia tengah melakukan transisi energi dari dominasi penggunaan minyak menjadi gas.
"Dalam mengelola cadangan gas, kami berusaha sebaik mungkin untuk menemukan lebih banyak sumber gas dan menemukan cara untuk mentransfer sumber daya tersebut menjadi cadangan terbukti," kata dia.
Sementara itu, di sisi pasokan, Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan pasokan gas untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Dari sisi ekonomi, pihaknya berupaya agar kegiatan hulu gas tetap menarik bagi investor.
Advertisement