Liputan6.com, Bantul - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) terus melakukan monitoring optimalisasi pemanfaatan dan perawatan jaringan irigasi tersier (JIT). Seperti yang dilakukan di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang terbukti tidak terpengaruh adanya El Nino karena infrastruktur irigasi terjaga.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementan juga terus mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.
Baca Juga
“Meskipun demikian, kita akan terus identifikasi dan lakukan gerak cepat. Baik itu Jaringan Irigasi Tersier, juga hal lainnya Alsintan, serta asuransi pertanian yang penting dalam mitigasi El Nino ini,” ujar Mentan SYL, Selasa (29/8/2023).
Advertisement
Menurut Mentan SYL, pemeliharaan jaringan irigasi, baik skunder, primer dan tersier, tidak lain agar pasok air ke sawah petani menjadi lancar. Dia berharap, JIT yang sudah diperbaiki tersebut dirawat petani secara swadaya, agar infrastruktur perairan itu tetap berfungsi dengan baik.
“Jika pasok air lancar, maka tanaman tidak mengalami kekeringan. Apalagi di musim kemarau, keberadaan air sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, monitoring di Bantul dilakukan di Dusun Sribit, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Irigasi yang dikelola Poktan Srimulyo ini mampu melayani 20 Ha.
"Di sini mendapat Bantuan RJIT tahun 2021. Jaringan irigasi yang telah dibangun dengan baik menjadikan air irigasi tetap lancar mengairi persawahan petani termasuk pada masa El Nino seperti saat ini. Hal ini dikarenakan petani yang sering merawat jaringan irigasi yang telah tersedia," ujar Ali Jamil.
Lahan sawah di sini mendapatkan air irigasi dari daerah irigasi Mejing. Saat ini indeks pertanaman sudah mencapai IP 300 (padi-padi-padi).
"Sejak mendapatkan bantuan irigasi di sini sudah bisa tanam setahun 3 kali. Dan untuk produktivitas sudah mencapai 7,9 ton/ha," ungkapnya.
Sudiyono, petani setempat mengungkapkan, ketersediaan air sepanjang tahun (3 periode) lancar terus. Dari bendungan Mejing, luasan sekitar 400 lobang atau setengah hektar, jaringan irigasi sampai paker ini sekitar 40 ha lebih dan tanaman air lancar, tidak ada kekeringan.
"Dari bendungan lancar, dan irigasinya baik. Dan jaringan irigasi dirawat oleh masyarakat, beberapa bulan sekali diperayak oleh masyarakat, supaya lancar dan tidak menghambat air serta olah tanam oleh traktor," ujarnya.
"Irigasi cukup lancar dan kebersihan parit cukup baik bagus, pertanaman tiga kali setahun dan hasilnya lumayan cukup. Cara pembersihan jaringan irigasi dengan cara gotong royong oleh petani," timpal Sarijan, petani lainnya.
Sementara, PPL Kecamatan Bambanglipuro, Tasyatun Rahmawati menambahkan, di musim ini Kelompok Tani Srimulyo bisa menanam padi, karena ditunjang oleh irigasi yang cukup baik.
"Sehingga air bisa mengalir, untuk mengairi tanaman padi, untuk tanaman padi setahun tiga kali atau ip 300. Hasil panennya cukup bagus, kisaran 7,7-7,9 ton/ha dengan luasan lahan 20 ha," terangnya.
Ditambahkannya, di sini terdapat tiga kelompok yang mendapatkan jaringan irigasi, dengan luasan keseluruhan sekitar 50 ha. Sebalah utara ada kelompok Sumber Rezeki ada 21 ha, Sribit 20 ha dan Sridadi Pete sisanya.
"Persawahan terairi semua dan air masih mengalir. Harapannya bisa menjangkau luasan 50 ha. Jadi tidak semuanya bisa menanam padi, dikarena terjadinya kemarau, kedepannya untuk menunjang tercukupnya air, kami berharap bantuan pompa air dan sumur ladang," harapnya.
Ratna Eka Sari, PPL lainnya menambahkan, perawatan jaringan dilakukan oleh kelompok tani. Yang biasanya ada kerja bakti atau pada masing-masing petak yang bersingunggan dengan sawahnya untuk membersihkan jaringan irigasi.
"Dikarenakan lokasi saat ini adalah lokasi ujung dari jaringan irigasi Mejing, sehingga banyak sampah yang mengair ke sini. Salah satunya adalah kegiatan angkat walet biasanya dilakukan satu musim tanam sekali," kata dia.