Liputan6.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) menerapkan teknologi ramah lingkungan pada Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan yang dikelolannya, fasilitas ini menjadi pelopor pengisian energi hijau pada kendaraan pertama di Indonesia.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, hidrogen hijau menjadi energi masa depan di Tanah Air sebab itu PLN Indonesia Power mengambil langkah cepat dalam pengembangannya dengan menyediakan infrastruktur dari hulu hingga hilir.
"Indonesia Power telah mengoperasikan fasilitas green hydrogen atau hidrogen hijau, mulai dari produksi hingga penyaluran ke konsumen lewat HRS," kata Edwin, Minggu (27/1/4/2025).
Advertisement
Menurut Edwin, HRS Senayan merupakan fasilitas pertama pengisian energi hidrogen pada kendaraan pertama di Indonesi ini memiliki spesifikasi Hydrogen Refueller charging pressure (CP) 350 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 5 menit.
"kedepan kita akan menambahkan spesifikasi CP hingga 700 bar dengan Kecepatan pengisian kurang dari 3 menit," tutur Edwin.
HRS merupakan bagian dari peta jalan nasional pengembangan energi hidrogen, dan diharapkan dapat menjadi model awal bagi pengembangan infrastruktur serupa di kota-kota lain. Dalam beberapa tahun ke depan, keberadaan HRS di berbagai titik akan menjadi kunci penting dalam mewujudkan transportasi berbasis hidrogen. Sintesa antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta bisa mewujudkan inovasi hijau yang berdampak luas dan mempercepat pencapaian target net zero emission Indonesia.
General Manager Unit Bisnis Pembangkitan Priok Buyung Arianto menyampaikan Pembangunan HRS Senayan merupakan bagian dari strategi PT PLN (Persero) beserta subholdingnya untuk mencapai target net zero emission dan mendukung transisi energi bersih di Indonesia.
"Dengan mengoperasikan HRS ini, kami ingin menunjukkan bahwa PLN IP bukan hanya siap menyambut masa depan energi menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan infrastruktur energi terbarukan dan mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan,” tambahnya.
Kebutuhan Hidrogen Hijau
PLN Indonesia Power pun siap memenuhi kebutuhan hidrogen hijau di Tanah Air denga adanya 13 Green Hydrogen Plant (GHP) atau fasilitas produksi hidrogen yang berlokasi di 13 pembangkit.
Adapun 13 GHP milik PLN IP terdapat di PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron, PLTU Grati, PLTU Adipala, dan PLTP Kamojang.
Dengan 13 unit GHP ini, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40% dari total GHP PLN. Hasil produksi green hydrogen tersebut, sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
"Salah satu pembangkit PLN Indonesia Power yang memproduksi hidrogen hijau adalah PLTP Kamojang. Ini menjadi pembangkit panas bumi pertama yang memproduksi hidrogen," tutup Edwin.
Advertisement
Bangun Masa Depan Energi Bersih
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025, para delegasi internasional, pelaku industri energi, hingga pemangku kepentingan nasional melakukan kunjungan langsung (site visit) ke Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan yang dikelola oleh PLN Indonesia Power (PLN IP), salah satu pionir stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di Indonesia.
Kunjungan ini menjadi momen penting untuk menunjukkan langkah konkret Indonesia dalam membangun masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan rendah emisi karbon. Para pengunjung diajak melihat langsung bagaimana HRS Senayan beroperasi, mulai dari sistem pengisian bahan bakar, penerapan teknologi ramah lingkungan, hingga integrasi fasilitas dalam jaringan transportasi hijau.
Antusiasme tinggi terlihat dari berbagai diskusi di lokasi, mulai dari potensi pengembangan jaringan HRS di Indonesia, teknologi produksi hidrogen hijau, hingga peluang investasi di sektor ini.
