Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro angkat bicara terkait sikap lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information, Inc (R&I) yang mempertahankan peringkat investasi Indonesia pada BBB- dengan prospek stabil.
"Artinya sebenarnya tidak ada yang berubah, karena masalah kita kemarin karena ada tapering off dari Federal Reserve," ujar dia di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu(16/10/2013).
Sikap mempertahankan Sovereign Credit Rating tersebut, menurut Bambang, menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat.
Indonesia, menurutu dia, tinggal memperbaiki lagi terutama dari sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account.
Dia berharap, rating tersebut akan membawa dampak positif bagi Indonesia dan berpengaruh terhadap rating dari lembaga pemeringkat dunia lainnya.
R&I sebelumnya menyatakan, beberapa faktor yang mendukung keputusan pihaknya untuk mempertahankan rating bagi Indonesia.
Pertama, kemampuan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kedua, pengelolaan fiskal yang konservatif. Ketiga, perbankan yang sehat dan dan keempat, rendahnya beban utang pemerintah.
Di tengah tekanan terhadap nilai tukar, Indonesia dianggap mampu mempertahankan kekuatan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri jangka pendek. (Fik/Nur)
"Artinya sebenarnya tidak ada yang berubah, karena masalah kita kemarin karena ada tapering off dari Federal Reserve," ujar dia di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu(16/10/2013).
Sikap mempertahankan Sovereign Credit Rating tersebut, menurut Bambang, menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat.
Indonesia, menurutu dia, tinggal memperbaiki lagi terutama dari sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account.
Dia berharap, rating tersebut akan membawa dampak positif bagi Indonesia dan berpengaruh terhadap rating dari lembaga pemeringkat dunia lainnya.
R&I sebelumnya menyatakan, beberapa faktor yang mendukung keputusan pihaknya untuk mempertahankan rating bagi Indonesia.
Pertama, kemampuan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kedua, pengelolaan fiskal yang konservatif. Ketiga, perbankan yang sehat dan dan keempat, rendahnya beban utang pemerintah.
Di tengah tekanan terhadap nilai tukar, Indonesia dianggap mampu mempertahankan kekuatan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri jangka pendek. (Fik/Nur)