3 Negara yang Bakal Makin Banyak Pakai Nuklir

Penggunaan tenaga nuklir di dunia diperkirakan terus meningkat hingga 2035.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jan 2014, 10:48 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2014, 10:48 WIB
nuklir-ilustrasi-131209c.jpg
Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Inggris BP Plc baru-baru ini merilis BP Energy Outlook 2035. Dalam laporan itu menyebutkan penggunaan tenaga nuklir di dunia diperkirakan terus meningkat sekitar 1,9% per tahun hingga 2035.

Tiga negara yaitu China, India dan Rusia menjadi pendorong pertumbuhan tenaga nuklir global dengan kontribusi 96%. Sementara produksi nuklir di Amerika Serikat dan Uni Eropa menurun akibat perkiraan terjadinya penutupan kilang.

"Sedangkan pertumbuhan tenaga hidroelektrik diperkirakan 1,8% per tahun hingga 2035, dengan hampir separuh pertumbuhan berasal dari China, India dan Brasil," seperti dikutip Liputan6.com dari laporan tersebut, Senin (20/1/2014).
 
Untuk pemanfaatan energi terbarukan diperkirakan akan terus menjadi jenis energi yang paling cepat perkembangannya, dengan perolehan pangsa pasar mulai dengan basis yang kecil sampai meningkat rata-rata 6.4% per tahun hingga 2035.

Sementara negara-negara OECD telah memimpin dalam pertumbuhan energi terbarukan, non-OECD akan segera menyusul dan diperkirakan mencakup 45% dari total pada 2035.

Energi terbarukan, termasuk biofuel, diperkirakan akan memperoleh pangsa energi primer yang lebih tinggi daripada nuklir pada 2025.

Permintaan energi global akan terus berkembang, namun perkembangan tersebut kini melambat. Permintaan energi didorong oleh negara-negara berkembang yang dipimpin oleh China dan India.

Outlook BP Energy mengungkapkan konsumsi energi global diperkirakan akan meningkat sebesar 41% dari 2012 hingga 2035, dibandingkan dengan 55 % selama 23 tahun terakhir (52 % selama dua puluh tahun terakhir) dan 30 % selama sepuluh tahun terakhir.

Sekitar 95% dari pertumbuhan permintaan tersebut diperkirakan akan datang dari negara-negara berkembang, sementara penggunaan energi di negara-negara maju di Amerika Utara, Eropa dan Asia secara kelompok diperkirakan akan tumbuh sangat lambat. Permintaan akan mulai menurun pada tahun-tahun terakhir dari periode laporan. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya