Liputan6.com, Jakarta - Kompetisi bola voli Pertamina Proliga 2015 memasuki babak final four mulai akhir pekan ini. Di bagian putri, empat tim yang lolos ke babak ini adalah juara bertahan Jakarta Pertamina Energi, Jakarta Electric PLN, Jakarta PGN Popsivo, dan Jakarta BNI 46.
Di antaranya keempat tim itu, ternyata ada sejumlah pemain voli cantik. Sebut saja Yolla Yuliana dan Berlian Marsheila yang bermain untuk Jakarta Electric PLN. Selain itu, ada kapten Jakarta BNI 46 Novriali Yami dan Maya Kurnia Indri Sari yang memperkuat Jakarta Pertamina Energi.
Berikut enam pemain voli cantik di Pertamina Proliga 2015:
Advertisement
Novriali Yami
Novriali Yami
Novriali Yami bukan muka baru di ajang Proliga. Pemain kelahiran Purwakarta, 4 November 1991, ini tercatat sudah memperkuat beberapa klub pada ajang kompetisi bola voli kasta tertinggi di Indonesia itu, mulai dari Bogor Prayoga Unitas, Manokwari Valeria Papua Barat, hingga tahun ini bermain untuk Jakarta BNI 46.
Yami, sapaan akrabnya, memulai karier voli sejak kelas satu sekolah menengah pertama bersama Bandung Tectona. Dengan tinggi tubuh sekitar 175 cm, Yami memiliki postur ideal sebagai pemain voli. Tidak hanya smes kerasnya yang mengundang decak kagum penonton. Wajah cantik pemain berposisi all around itu juga mampu menarik mata para penggemar voli, terutama kaum adam.
Advertisement
Yolla Yuliana
Yolla Yuliana
Berparas cantik dengan tinggi 180 cm, Yolla Yuliana lebih pantas sebagai seorang model ketimbang pemain voli. Tapi, gadis kelahiran Bandung, 18 Mei 1994 ini lebih memilih jadi atlet bola voli.
Di Proliga 2015, Yolla memperkuat Jakarta Electric PLN. Pemain yang musim lalu mempekuat Manokwari Valeria Papua Barat itu bertekad membawa Electric menjadi kampiun tahun ini.
Tapi, Yolla yang berposisi sebagai all around ini lebih banyak duduk di bangku cadangan. Meski demikian, keberadaan Yolla di pinggir lapangan kerap menjadi daya tarik penonton. Apalagi, jika dimainkan. Semua mata tertuju padanya.
Wilda Siti Nurfadhila
Wilda Siti Nurfadhila
Masih dari Jakarta Electric PLN. Wilda Siti Nurfadhila adalah pemain voli yang juga berparas cantik. Dara kelahiran Bandung, 7 Februari 1995, ini memulai karier volinya dengan bergabung bersama klub Alko Bandung.
Dengan tinggi 176 cm, Wilda bermain sebagai seorang quicker (smes bola dengan umpan-umpan cepat). Selain garang dengan smes-smes cepatnya, Wilda juga cekatan dalam memblok smes-smes pemain lawan.
Meski berparas cantik dan bersuara merdu, mojang bandung ini tidak berniat berpikir beralih profesi. "Voli itu hobi, voli itu kekasih, sudah jadi bagian dari hidup, sudah nempel di hati. Voli itu sesuatu yang paling disayang selain Allah, orangtua dan pacar," kata Wilda seperti dikutip dari volimania.org.
Advertisement
Maya Kurnia Indri Sari
Maya Kurnia Indri Sari
Bakat Maya Kurnia Indri Sari sebagai pemain voli sudah terlihat sejak masih di kelas dua sekolah menengah atas. Berawal bermain di liga remaja di Gresik, ia kemudian diajak bergabung dengan klub Petrokimia Gresik. Ia bahkan sudah bergabung dengan padepokan voli Sentul, pusat pelatihan nasional tim nasional bola voli Indonesia, sejak berusia 15 tahun.
Dipercaya sebagai seorang quicker, Maya sempat memperkuat Indonesia di Kejuaraan Junior Asia 2006, Kejuaraan Asia 2007 di Thailand, dan SEA Games. Setelah tidak lagi memperkuat Petrokimia, Maya kemudian bermain untuk sejumlah klub di kompetisi bola voli Proliga. Klub-klub itu antara lain Surabaya Bank Jatim, Jakarta Popsipo Polwan, Manokwari Valleria Papua Barat, dan Jakarta Pertamina Energi. Untuk Pertamina Energi, klub ini dibawanya juara pada musim lalu.
Lailatul Aisyah
Lailatul Aisyah
Menjadi pemain voli bukanlah cita-cita Lailatul Aisyah. Meski Ismanto, guru olahraganya di sekolah menengah pertama, menyarankannya belajar voli, ia malah berhasrat menjadi model. Cita-cita Laila itu didukung teman-teman sekolahnya. Maklum, dara yang akrab disapa Aming ini memiliki tinggi 175 cm.
Namun, hasratnya menjadi soerang model ternyata banyak ganjalan. Laila pun akhirnya mengikuti saran sang guru dan bergabung dengan klub Petrokimia Gresik sekitar 2005. Setahun berlatih, ia naik jenjang ke tingkat senior. Tetapi, Laila belum bisa memperkuat Petrokimia di Proliga 2006 dan 2007 lantaran masih banyaknya pemain senior saat itu, seperti Dwi Sari Iswaningsih.
Ia baru mendapatkan kesempatan bermain di Proliga 2008. Dan hingga kini, Laila tetap setia mempekuat Petrokimia sebagai open spiker. Kalau sudah ada di lapangan, pemain yang punya usaha clothing ini tidak pernah mau kompromi terhadap lawan. Smes-smes kerasnya kerap menyumbang poin bagi Petrokimia. Sayang, ia gagal membawa Petrokimia ke final four Pertamina Proliga 2015.
Advertisement
Berllian Marsheilla
Berllian Marsheilla
Ramah dan selalu ceria. Itulah pembawaan Berllian Marsheilla di luar lapangan. Tetapi saat di dalam lapangan memperkuat Jakarta Electric PLN, sosoknya jadi serius dan dingin dalam mengkoordinir daerah pertahanan untuk menghalau smes-smes lawan.
Dunia bola voli sudah digeluti pemain kelahiran 22 Desember 1989 ini sejak masih duduk di sekolah dasar. Sheilla makin menekuni olahraga itu dengan masuk ke SMP dan SMA Ragunan. Berawal bermain di posisi open spiker, posisi Sheilla kemudian berubah menjadi all round spiker, quick spiker, dan hingga akhirnya cedera lutut memaksanya menjadi libero.
Sheilla tipe pemain yang setia. Ia selalu memperkuat Jakarta Electric PLN sejak tampil di Proliga. Musim ini, pemain yang bercita-cita menjadi penyiar televisi itu sukses membawa PLN lolos ke final four. Sheilla yang baru saja merintis biro perjalanan itu bertekad membawa PLN kembali menjadi juara.