Lawan Myanmar, Timnas Indonesia U-22 Usung Strategi Berbeda

Timnas Indonesia U-22 akan berhadapan dengan Myanmar dalam perebutan perunggu sepak bola SEA Games.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 28 Agu 2017, 20:20 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 20:20 WIB
SEA Games 2017-Indonesia-Thailand
Bek Timnas Indonesia U-22, Gavin Kwan Adsit berusaha merebut bola dari pemain Thailand, Chaiyawat Buran saat bertanding di SEA Games 2017 di Shah Alam, Malaysia (15/8). (AP Photo / Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 akan menjalani laga terakhir di SEA Games 2017, Selasa (29/8/2017). Di tadion Majlis Perbandaran Selayang, Tim Garuda Muda akan menghadapi Myanmar dalam laga perebutan medali perunggu.

Praktis, ini jadi kesempatan terakhir Indonesia untuk meraih medali. Tak heran, pelatih Luis Milla pun tetap serius mempersiapkan pasukannya.

Menariknya, pelatih asal Spanyol itu kemungkinan akan memainkan strategi dan skema berbeda dengan yang dia mainkan lawan Malaysia di semifinal.

Timnas Indonesia U-22 sendiri sudah kembali berlatih untuk menghadapi laga terakhir SEA Games 2017 di Stadion Merdeka, Kuala Lumpur, Senin (28/8/2017) sore. Dalam latihan tersebut, Luis Milla memberikan latihan taktik selama kurang lebih 20 menit kepada para pemainnya.

Skema memperkuat pertahanan tampak dipersiapkan Luis Milla. Hal tersebut pun diakui oleh asistennya, Bima Sakti, yang menyebut Tim Garuda akan menunggu serangan dari Myanmar dan kemudian memanfaatkan serangan balik cepat dengan mengandalkan kecepatan para pemain sayap.

"Mereka tim yang bagus dan memiliki kerja sama yang bagus. Serangan balik mereka pun berbahaya. Yang pasti kami akan menunggu mereka terlebih dulu di area pertahanan kita," ungkap Bima Sakti.

Bima Sakti menyebut, pasukan Indonesia harus benar-benar disiplin di laga nanti. "Semua harus kembali ke posisinya dan kita akan lihat kapan harus menekan. Begitu bola bisa direbut serangan balik cepat melalui sayap akan menjadi opsi utama," lanjut asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 itu.

Tidak Trauma

Namun, Bima Sakti membantah, skema menunggu itu karena Timnas Indonesia trauma lantaran pernah kalah dari Myanmar di awal tahun ini. Bima menyebut, Tim Garuda Muda sudah banyak perubahan seperti yang diungkapkan oleh pelatih Myanmar, Gerd Zeise.

"Pelatih Myanmar pun mengatakan kemenangan 3-1 yang mereka raih di laga itu bukan patokan atau jaminan," ujar Bima Sakti. "Kerja keras pemain yang telah berjuang di sini harus kita acungi jempol. Ini sebuah proses dari Timnas Indonesia yang semoga bisa lebih baik."

Setelah gagal meraih medali emas di SEA Games 2017, para pemain Timnas Indonesia U-22 sangat termotivasi untuk meraih medali perunggu. Evan Dimas Darmono dkk. berharap bisa kembali ke Indonesia tidak dengan tangan kosong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya