Irfan Bachdim Bangun Panti Asuhan demi Mewujudkan Mimpi Sang Ayah

Irfan Bachdim ternyata memiliki panti asuhan yang dibangunnya sejak 10 tahun lalu demi mewujudkan impian sang ayah.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 16 Jun 2020, 09:28 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 03:00 WIB
Irfan Bachdim
Irfan Bachdim dan Jeniffer Kurniawan, unjuk kemesraan dengan kedua anaknya. (jenniferbachdim.com)

Malang - Irfan Bachdim ternyata memiliki panti asuhan. Pemain PSS Sleman itu sudah membangunnya sejak 10 tahun lalu demi mewujudkan impian sang ayah.

Panti Asuhan tersebut diberi nama Wees Een Kind yang berasal dari bahasa Belanda. Panti Asuhan khusus Anak Yatim Piatu milik Irfan Bachdim itu berlokasi di Malang, Jawa timur.

"Panti Asuhan itu sudah berumur 10 tahun lamanya dan bernama Wees Een Kind. Kenapa saya punya Panti Asuhan Yatim Piatu? Waktu saya kecil, itu adalah mimpi ayah saya," kata Irfan Bachdim saat diwawancarai oleh Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah di YouTube Hanif & Rendy Show.

Irfan Bachdim sengaja tidak memberi tahu media seputar kegiatan sosialnya di luar lapangan. Alhasil tak banyak yang tahu pemain berusia 31 tahun itu memiliki Panti Asuhan Yatim Piatu.

Menurut Irfan Bachdim, aksi mulia tak perlu diumbar ke publik. Dia mengatakan yang terpenting adalah dirinya akan selalu berusaha ada di saat orang yang tidak beruntung membutuhkan.

"Saya memang tidak mau menceritakan ini. Terkadang, Anda hanya harus melakukan hal baik dan tidak perlu disebarkan. Ketika orang lain membutuhkan bantuan, saya akan dengan senang hati membantu," tegas Irfan Bachdim.

Korban Diskriminasi Rasial

Irfan Bachdim
Irfan Bachdim saat perkenalan sebagai pemain baru PSS Sleman. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Irfan Bachdim mengaku pernah punya pengalaman buruk seputar diskriminasi rasial. Pengalaman itu dirasakan Irfan Bachdim ketika bermain di Belanda.

Pengalaman tidak menggenakkan itu dialami langsung oleh Irfan Bachdim yang memiliki darah Indonesia. Wajahnya yang mirip orang Asia kerap membuat Irfan Bachdim diejek hingga mendapat pelecehan verbal.

"Di Belanda juga kan banyak rasis. Waktu saya bermain di klub-klub amatir atau akademi Utrech, waktu saya bermain baik itu mereka mengeluarkan kata-kata jelek soal orang Asia atau orang asing," ucap Irfan Bachdim.

Situasi itulah yang membuat Irfan Bachdim tak merasa seperti orang Belanda. Padahal, pemain kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1998, sejak kecil sudah memiliki paspor Belanda.

"Waktu saya bermain di Belanda saya tidak pernah merasa seperti orang Belanda. Saya selalu merasa orang yang datang dari sisi lainnya," ucap Irfan Bachdim.

Sumber: YouTube Hanif & Rendy Show.

Disadur dari Bola.com (Penulis Zulfirdaus Harahap / Yus Mei Sawitri, Published 15/6/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya