Cek Fakta: Tidak Benar Terjadi Tsunami di Kupang NTT pada Awal April 2021

Beredar kabar terjadi Tsunami pada di Kupang NTT pada awal April 2021, benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Apr 2021, 20:32 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2021, 20:00 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar NTT Diterjang Tsunami (sumber: YouTube)
Gambar Tangkapan Layar Kabar NTT Diterjang Tsunami (sumber: YouTube)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang tsunami terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan channel YouTube thorare Chanel pada 4 April 2021.

Channel YouTube thorare Chanel mengunggah video berdurasi 1 menit 18 detik yang menggambarkan beberapa lokasi terendam banjir. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan banjir dan tsunami di Kupang, NTT.

"banjir dan tsunami di Kupang NTT," tulis channel YouTube thorare Chanel.

Konten yang disebarkan channel YouTube thorare Chanel telah 366 kali ditonton dan mendapat 3 komentar warganet.

Benarkan tsunami terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur? Berikut penelusurannya.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang tsunami terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "tsunami NTT" di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah adanya tsunami di NTT pada awal April 2021. Satu di antaranya artikel berjudul "BMKG Bantah Kabar Terjadinya Tsunami di NTT" yang dimuat situs Liputan6.com pada 7 April 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah kabar akan adanya tsunami yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) imbas badai yang disebabkan siklon tropis Seroja. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.

"Jadi mohon diluruskan bahwasanya itu bukan tsunami. Jadi itu hanya lintasan air laut yang masuk ke darat, bukan tsunami," kata Eko kepada Liputan6.com, Rabu (7/4/2021).

Gelombang besar, kata Eko yang merupakan imbas badai itu hanya ditemui di lautan, bukan di darat. Hal itu bahkan menurutnya sudah biasa terjadi. Bahkan jika pun air laut itu masuk ke darat radiusnya tak sampai 100 meter dari garis pantai.

"Hanya memang ketika kemarin berbarengan dengan Seroja ada air laut yang masuk ke daratan. Seperti kejadian di Manado beberapa bulan lalu ya," ujarnya.

Sampai saat ini gelombang laut di lautan sekitar NTT, kata Eko masih cukup tinggi. Tingginya bisa berkisar antara 3,5 meter hingga 5 meter.

"Di daratan sudah nggak ada, udah nggak berimbas di daratan," katanya.

Untuk itu Eko meminta masyarakat NTT agar tak resah dengan adanya kabar tsunami yang bakal menerjang wilayahnya.

"Masyarakat tak perlu panik, tidak perlu percaya berita-berita itu. Tidak ada tsunami. Tapi masyarakat perlu mencermati bahwa fenomena gelombang tinggi masih terjadi," pungkasnya.

 

Referensi:

https://www.liputan6.com/news/read/4525594/bmkg-bantah-kabar-terjadinya-tsunami-di-ntt

 

Kesimpulan

Kabar tentang tsunami terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur ternyata tidak benar. Faktanya, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya