![Kupang adalah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/9erdTH7CexOMV0SEyd7HVk7no9Y=/100x100/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1371688/original/004632400_1476257160-kupang.jpg)
Kota Kupang merupakan ibu kota dari salah satu provinsi di Timur Indonesia, Nusa Tenggara Timur. Menjadi kota terbesar di Pulau Timor, Kota Kupang memiliki beragam jenis suku, antara lain Timor, Sabu, Rote, Flores, Tionghoa, dan pendatang dari Pulau Jawa. Hasil survey jumlah penduduk 2014 menyatakan bahwa Kupang memiliki penduduk sebanyak 450.360 jiwa.
Nama Kupang itu sendiri diambil dari nama seorang raja, Nai Kopan/Lai Kopan. Raja tersebut mengatur jalannya pemerintahan di Kota Kupang sebelum Portugis datang ke NTT tahun 1436. Saat VOC mulai menduduki Nusa Tenggara Timur, Belanda sering menyebut nama Lai Kopan menjadi Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi Kupang. Setelah terjadi beberapa kali perubahan administratif pasca kemerdekaan, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 meresmikan Ibu kota provinsi NTT dengan nama Kota Kupang.
Terbang dari Kupang ke Australia
Rute penerbangan Kupang (Nusa Tenggara Timur), Dili (Timor Leste), dan Darwin (Australia Utara) yang sempat ramai pada era 1990-an akan dibuka kembali. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memberi lampu hijau bagi maskapai penerbangan untuk mengisi rute tersebut.
"Untuk rute penerbangan Kupang-Dili-Darwin sudah mendapat izin dari Kementerian Perhubungan dan sekarang tinggal menunggu kesiapan maskapai penerbangan yang akan melayani rute tersebut," ucap Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu, kepada Liputan6.com di Kupang, Kamis (15/9/2016).
Lomba tangkap buaya di Kupang
Lomba tangkap buaya yang digelar di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) begitu unik. Buktinya, acara yang digagas oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) NTT ini menarik perhatian warga dunia, seperti Australia dan Perancis. "Lomba tangkap buaya ini memang unik, begitu diumumkan beberapa pekan lalu, saya mendapat telepon dari wartawan radio Australia dan Perancis, mereka tertarik dengan lomba ini", ucap Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu kepada Liputan6.com di kantornya, Kupang, NTT, Rabu 7 September 2016.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)
Berita Terbaru
Ini 5 Gunung di Dunia yang Dihormati dan Dianggap Tempat Suci
Baca Al-Qur’an Berpahala, tapi jika Seperti Ini Tergolong Maksiat Kata Buya Yahya
Banjir Rob Terjang Pesisir Tablolong NTT, Ribuan Warga Mengungsi
Baru Sadar setelah Salam Ternyata Jumlah Rakaat Sholat Kurang, Bagaimana Buya Yahya?
Asal-usul Reog Ponorogo yang Awalnya Sindiran untuk Raja Majapahit
Polisi Gandeng KNKT dan ATPM Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi 2
Cara Planet Saturnus Menyelamatkan Bumi dan Tata Surya
Ketua DPR dan Parlemen Italia Sepakat untuk Tingkatkan Hubungan Diplomatik
Jika Ketemu Orang Tidak Sholat Jangan Disuruh Sholat, tapi Begini Caranya Kata Buya Yahya
Cerita tentang Cagar Alam Mutis Timau, Ibu Pemberi Kehidupan Pulau Timor
7 Pemain yang Bersinar usai Tinggalkan Manchester United, Berikutnya Marcus Rashford?
DPR Bisa Rekomendasikan Copot Kapolri hingga Pimpinan KPK, Bentuk Intervensi?