6 Alasan untuk Mengurangi Minum Minuman Bersoda

Sayangi tubuhmu dengan berhenti minum soda mulai dari sekarang.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 13 Jun 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 09:00 WIB
20160823-Minuman Soda
Ilustrasi Foto Minuman Soda (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Minuman bersoda memang banyak dipilih segelintir orang untuk meredakan dahaga di kala cuaca panas. Saat meminum minuman bersoda, rasanya haus dan lelah bisa hilang seketika.

Sensasinya yang menyegarkan tentu bisa membuat tubuh terasa segar dan kembali bersemangat. Tak hanya saat lelah, minuman bersoda pun sangat cocok diminum dalam keadaan apa pun.

Namun, di balik berbagai "sensasi" yang ditawarkan minuman bersoda, ternyata ada banyak juga dampak negatif di dalamnya. Bukan hanya tidak sehat bagi kesehatan, minuman bersoda juga mengandung kadar gula yang tinggi.

Meskipun sulit dilakukan, tetapi kamu harus mempertimbangkan untuk mulai mengurangi konsumsi minuman bersoda. Berikut beberapa alasan kenapa kamu harus berhenti meminum minuman bersoda.

1. Menurunkan Risiko Penyakit

Bahan "ajaib" di dalam soda yang membuat minuman tersebut menjadi sangat enak adalah gula. Seperti yang telah diketahui, terlalu banyak kandungan gula di dalam tubuh bisa berakibat buruk bagi kesehatan.

Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa meningkatkan risiko terkena diabetes, jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, dan bahkan asam urat. 

Jangan terkecoh dengan minuman bersoda jenis apa pun. Itu karena, pemanis buatan yang terkandung di dalam minuman bersoda jauh dari bermanfaat bagi kesehatanmu.

2. Kesehatan Gigi

Kita semua sudah tahu bahwa gula tidak baik bagi kesehatan gigi. Ternyata tak hanya gula, soda juga mengandung asam yang dapat berkontribusi pada erosi enamel gigimu.

Berbagai kandungan tersebut membuat soda menjadi dua kali lipat lebih buruk bagi kesehatan gigimu.

3. Menurunkan Berat Badan

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Di dalam banyak kasus, mengurangi asupan minuman bersoda dapat menurunkan berat badan. Itu artinya, kamu bisa menurunkan beberapa kilogram tanpa harus bersusah payah diet ataupun berolahraga.

Hanya dengan meminum soda, kamu bisa memiliki potensi menurunkan beberapa kilogram berat badanmu. Namun, jika kamu memadukannya dengan memakan makanan sehat dan melakukan sedikit olahraga, itu akan menjadi suatu hal yang bagus.

4. Menurunkan Risiko Kanker

Zat aditif yang disebut pewarna karamel banyak digunakan untuk membuat soda. Meskipun terdengar tidak berbahaya, tetapi zat tersebut dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan risiko kanker pada manusia.

Untuk mengantisipasi munculnya kemungkinan tersebut, tidak ada salahnya untuk berhenti atau membatasi asupan minuman bersoda.

5. Meningkatkan Memori

Seperti yang telah diketahui, bahwa perusahaan besar akan menginvestasikan uang mereka untuk membuat produk yang bisa laku keras di pasaran. Itu sebabnya mereka tidak ragu untuk menggunakan minyak nabati brominasi atau brominated vegetable oil (BVO).

Minyak tersebut digunakan pada beberapa produk soda dengan perisa makanan tertentu. Zat ini pertama kali dikembangkan sebagai pencegah timbulnya api.

Kemudian, para produsen makanan kemudian menemukan bahwa zat tersebut dapat digunakan pada produk mereka, untuk membuatnya terasa lebih enak. Masalahnya adalah BVO telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.

Contohnya pengurangan tingkat memori, masalah saraf dan timbulnya luka kulit pada manusia, serta masalah perilaku dan reproduksi pada tikus. Setidaknnya, mungkin kamu bisa sedikit merasa aman bahwa kamu tidak akan terbakar saat meminum soda.

6. Batu Ginjal

Banyak orang telah mengetahui bahwa penyakit ini bukanlah penyakit yang bisa dianggap ringan. Rasa sakit yang dirasakan penderita penyakit ini bisa sangat menyiksa.

Bila digambarkan, rasa sakitnya bisa lebih menyakitkan daripada melahirkan seorang bayi. Tentu saja hal tersebut merupakan hal yang sangat ingin kamu hindari.

Salah satu cara menghindarinya adalah dengan berhenti mengonsumsi soda. Itu karena, mengonsumsi soda bisa menimbulkan risiko terkena batu ginjal hingga 23%.

Reporter:

Rahma Wulan Mei Anjaeni

Universitas Pendidikan Indonesia

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya