Komisi Perempuan MUI, Dorong Perempuan Lebih Kreatif Manfaatkan Platform Digital

Seminar ini menghadirkan pembicara-pembicara mumpuni

oleh Liputan6dotcom diperbarui 11 Apr 2021, 22:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 22:00 WIB
Komisi Perempuan MUI, Dorong Perempuan Harus Lebih Kreatif Manfaatkan Platform Digital
Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta Perempuan dinilai punya peranan besar untuk pemulihan ekonomi di era pandemi Covid 19 ini, termasuk lebih kreatif memanfaatkan platform digital. Karena perempuan sosok yang mengendalikan ekonomi dari rumah.

Demikian disampaikan Dr. Hj. Siti Ma'rifah, MM, MH, pada seminar nasional "Perempuan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif", Sabtu, 10 April 2021. Seminar nasional yang diselenggarakan Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat secara hybrid itu, menghadirkan delapan pembicara.

Di antaranya, dan Wakil Ketua MUI Drs. H. Basri Bermanda, MBA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno juga menyita perhatian dengan materi kebijakan pemerintah tentang perempuan dan pengembangan ekonomi kreatif.

Pembicara lainnnya juga memberikan tema yang cukup menarik seperti Pemilik D'Colonel, Drh. Cecep Wahyudin dengan tema peran Perwiratama Grup dalam pemberdayaan perempuan melalui ekonomi kreatif. Lalu ada Direktur Complience & Human Capital BSI, Tribuana Tunggadewi SH, MH memberikan materi peran BSI dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Serta Ketua MUI Bidang KPRK, Prof. Dr.Hj.Amany Lubis M.A yang membawakan materi peremouan dan ekonomi kreatif dalam perspektif Islam. Sedangkan Komisi VI DPR yang diwakili Sondang Tiar Tampubolon, ST menjelaskan kebijakan & regulasi tentang peran perempuan dalam ekonomi kreatif bagaimana peluang dan tantangannya.

"Banyak keluarga mengalami penurunan pendapatan, namun disisi lain konsumsi meningkat karena PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan WFH (Work From Home) telah menjadikan beban ekonomi dan aktifitas domestik perempuan bertambah. Di sinilah perempuan sangat berperan dalam membentuk keluarga mandiri," ungkap Dr. Hj. Siti Ma'rifah, MM, MH, Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

Komisi Perempuan MUI, Dorong Perempuan Harus Lebih Kreatif Manfaatkan Platform Digital
Do: Istimewa

Saat ini kemajuan teknologi telah mencipatakan berbagai platform digital. Perempuan harus bijak dalam memanfaatkan platform digital. Mulai dari informasi seputar pencegahan covid 19, vaksinasi, serta belanja lewat online. Bahkan perempuan juga harus pandai menggunakan platform digital untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

"Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, perempuan harus adaptif dengan pemanfaatan media sosial untuk pengembangan diri, baik untuk diri sendiri dan ekonomi keluarganya. Salah satunya melalui ekonomi kreatif dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah," jelas Siti Ma'rifah Maruf Amin.

Ia menjelaskan lebih jauh, konfigurasi fakta, peluang, kendala dan tantangan perempuan sebagai subyek dan penerima manfaat dari ekonomi kreatif ini tentu menarik untuk ditelisik Iebih dalam lagi.

"Agar dapat menjadi pembelajaran yang kongkrit bagi perempuan yang bergerak di sektor ekonomi kreatif, bisa menggali pengalaman para praktisi serta memahami regulasi dan kebijakan pemerintah akan diketahui peta jalan ekonomi kreatif yang tepat, khususnya bagi perempuan," papar Siti.

Ikhtiar perempuan muslimah sebagai subyek penerima manfaat ekonomi kreatif merupakan kewajiban karena menjadi sarana ( wasilah) mewujudkan keluarga mandiri, masyarakat sejahtera, Indonesia Maju.

"Membiarkan terbengkalainya ekonomi keluarga dan masyarakat berarti menentang konsep kesejahteraan dan kebahagiaan sebagaimana diajarkan Islam," tegasnya.

Itulah yang mendasari Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI, bekerja sama dengan PT Perwiratama Group, menyelenggarakan seminar nasional ini, yang disertai kunjungan lapangan.

Seminar yang berlangsung secara hybrid itu diikuti 50 peserta offline serta sekitar 300 peserta online yang terdiri dari KPRK seluruh Indonesia dan Ormas perempuan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya