4 Alasan Kucing Saling Menampar Satu Sama Lain

Kucing yang menampar satu sama lain adalah perilaku normal bagi mereka. Namun, meskipun begitu bukan berarti kucing Anda boleh saling menampar.

oleh Ine Vania Putri diperbarui 28 Okt 2022, 08:40 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2022, 08:40 WIB
Ilustrasi kucing. /https://unsplash.com/Dietmasr Ludmann
Ilustrasi kucing. /https://unsplash.com/Dietmasr Ludmann

Liputan6.com, Jakarta - Kucing memiliki reputasi sebagai penyendiri. Meskipun mereka tidak suka bersosialisasi dan suka berteman seperti anjing, kucing dapat hidup di rumah yang sama dan hidup bersama dengan baik.

Mereka bahkan bisa menjadi terikat satu sama lain. Satu perilaku yang mungkin Anda lihat dari waktu ke waktu jika Anda tinggal di rumah dengan banyak kucing adalah seekor kucing menampar kucing lainnya.

Mengapa kucing melakukan ini? Apakah mereka berkelahi satu sama lain? Atau ada hal lain yang terjadi? Seekor kucing mungkin menampar kucing lainnya karena berbagai alasan.

Untuk menentukan alasan mengapa kucing Anda saling menampar adalah dengan melihat bahasa tubuh dan perilaku kucing Anda saat saling menampar. 

Melansir dari Thesprucepets, Kamis (10/27/2022), kucing yang menampar satu sama lain adalah perilaku normal bagi mereka. Namun, meskipun begitu, bukan berarti kucing Anda boleh saling menampar. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir kejadian kucing saling tampar.

Berikut beberapa alasan mengapa kucing menampar satu sama lain dan bagaimana cara mengatasinya jika saling menampar antar kucing menjadi hal yang buruk.

1. Memulai Waktu Bermain

Kucing yang ceria dan energik dapat saling menampar sebagai undangan untuk bermain. Kucing yang mengajak bermain dengan cara menampar akan memiliki bahasa tubuh yang pas dengan kucing yang suka bermain.

Kumis mereka akan maju dan perhatian mereka diberikan pada situasi yang dihadapi. Cakar mereka akan ditarik saat ditampar agar tidak menyakiti kucing lain.

Tidak akan ada teriakan, atau desis dari kucing yang menampar. Semua isyarat nonverbal ini menunjukkan kepada kucing lain bahwa si penampar ingin bermain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Pertolongan Pertama saat Dicakar Kucing
Pertolongan Pertama saat Dicakar Kucing (Sumber: Pixabay)

2. Naluri Predator

Kucing adalah karnivora wajib, artinya mereka membutuhkan protein hewani dalam makanannya. Ini berarti mereka juga predator kecil dan dengan demikian, mereka memiliki dorongan mangsa yang tinggi.

Faktanya, banyak mainan di pasaran yang memanfaatkan ini. Tongkat bulu, bola jingle, dan laser pointer semuanya memanfaatkan naluri predator kucing Anda.

Kucing yang tidak memiliki saluran keluar yang tepat untuk menyalurkan insting mereka ini mungkin mulai bertindak dengan menerkam teman serumahnya, atau Anda.

Jika kucing Anda menampar kucing lain dengan semua ciri bahasa tubuh yang lucu tetapi Anda merasa mereka masih sedikit terlalu bersemangat saat melemparkan tamparan, mereka mungkin melakukannya karena naluri berburu yang terpendam.

Sebaiknya Anda menanamkan waktu bermain yang terjadwal dan terstruktur, itu akan membantu. Seekor kucing yang memiliki jadwal yang sama dua puluh menit setiap hari untuk berburu dan menerkam mainan tongkat favoritnya atau mengejar titik merah dari laser pointer, kemungkinan kecil akan menampar teman serumahnya untuk bermain.

Penting untuk diingat bahwa bagian dari kesenangan berburu adalah menangkap mangsa. Laser pointer tidak dapat mewujudkanya, jadi jika kucing Anda suka bermain dengannya, akhiri setiap sesi permainan dengan melemparkan mainan yang bisa melompat yang seakan dapat dibunuh.


3. Kurangnya Sumber Daya dan Agresi Intercat

ilustrasi kucing
Ilustrasi/Copyright unsplash/Laura Chouette

Seperti yang dikatakan, kucing bisa hidup bersama tanpa masalah, tetapi tidak selalu demikian. Terkadang kucing tidak akur satu sama lain ketika mereka tinggal dalam jarak dekat.

Kucing yang hidup bersama dan berkelahi menunjukkan sesuatu yang disebut agresi antar kucing, dan itu bisa menjadi alasan mereka saling menampar.

Bahasa tubuh kucing menampar satu sama lain karena agresi antar kucing sangat berbeda dari kucing menampar satu sama lain untuk mengajak bermain.

Kucing yang bertingkah agresif akan menarik kumis mereka ke belakang wajah mereka, telinga mereka akan menempel di kepala mereka dan wajah mereka akan terlihat tegang.

Mereka akan membuat bersuara yang terdengar menggeram, mendesis, dan menjerit. Karena setiap kucing adalah individu, agresi antar kucing bisa menjadi masalah perilaku yang bernuansa, tetapi agresi dapat berasal dari kurangnya sumber daya di rumah.

Sumber daya ini mencakup hal-hal seperti kotak pasir dan mangkuk air, mainan, tempat tidur, dan ruang vertikal seperti pohon dan rak kucing.

Agresi antar kucing tidak selalu merupakan perbaikan yang cepat dan mudah, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat kehidupan rumah tidak terlalu membuat stres bagi kucing Anda. 

Memastikan jumlah kotak pasir yang memadai adalah awal yang baik. Sebagian besar pakar perilaku merekomendasikan jumlah kotak pasir di rumah Anda sama dengan jumlah kucing yang Anda miliki, ditambah satu. Jadi, jika Anda memiliki dua kucing, idealnya Anda memiliki tiga kotak kotoran.

Para ahli juga merekomendasikan agar kotak kotoran berada di setiap tingkat rumah Anda dan tidak semua berkumpul di satu lantai atau di satu lokasi.


4. Sakit

Ilustrasi nama, kucing, lucu
Ilustrasi nama, kucing, lucu. (Photo by Kari Shea on Unsplash)

Jika kucing merasa tidak enak badan atau merasa sakit, mereka mungkin akan menampar kucing lain agar menjauh. Kucing yang menderita sakit kronis atau penyakit kronis cenderung lebih menjaga diri dari hewan peliharaan lain di rumah.

Mereka mungkin takut hewan peliharaan lain secara tidak sengaja menyakiti mereka. Kucing tidak selalu menunjukkan perubahan rematik secara lahiriah seperti anjing.

Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa 61 persen kucing di atas usia 6 tahun mengalami perubahan rematik yang dapat dilihat pada setidaknya satu sendi pada x-ray dan 48 persen mengalami perubahan pada beberapa sendi.

Penting untuk dicatat bahwa radang sendi pada kucing ini didiagnosis bukan oleh perubahan yang dicatat pemiliknya, tetapi dengan sinar-x.

Seekor kucing yang lebih tua yang memiliki aktivitas yang tampaknya normal di rumah mungkin menyimpan rasa sakit rematik. Hal Ini dapat menjelaskan mengapa kucing tampak semakin rewel seiring bertambahnya usia, mereka bisa saja sedang kesakitan.

Menjaga kucing Anda tetap up-to-date dalam pemeriksaan dapat membantu memastikan tidak ada penyakit yang muncul yang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Kucing cenderung gugup di dokter hewan, dan mungkin sulit bagi dokter hewan Anda untuk menilai mereka secara akurat untuk melihat apakah ada tanda-tanda radang sendi yang tidak kentara.

Perlihatkan video di ponsel Anda saat kucing Anda berjalan-jalan atau melompat-lompat, ini bisa sangat membantu dokter hewan Anda untuk menentukan apakah kucing Anda menderita radang sendi dini.

Seiring bertambahnya usia kucing Anda, pertimbangkan untuk memulainya dengan suplemen sendi. Dokter hewan Anda dapat merekomendasikan produk terbaik untuk kucing Anda.

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya