Sumbersewu di Mana? Ini Tradisi Unik dengan Sound Horeg yang Sudah Berjalan Lama

Tradisi unik adu sound system atau Sound Horeg di Sumbersewu, Banyuwangi, menarik warga.

oleh Edelweis Lararenjana Diperbarui 06 Apr 2025, 16:33 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2025, 16:32 WIB
Sumbersewu
Sumbersewu... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Banyuwangi, Jawa Timur, baru-baru ini diramaikan oleh tradisi unik yang menarik perhatian ribuan warga. Acara adu sound system, atau yang dikenal dengan "Sound Horeg", digelar di Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar pada 5 dan 6 April 2025. Ribuan orang dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lansia, memadati lokasi untuk menyaksikan perlombaan ini. Sebanyak 20 tim dari berbagai penjuru Jawa Timur turut berpartisipasi, menampilkan sistem audio berukuran besar yang dipasang di atas truk dan menghasilkan suara yang sangat keras.

Tradisi yang memadukan tradisi lokal dengan teknologi modern ini telah ada sejak tahun 2014 di Kabupaten Malang dan kini menyebar ke berbagai daerah. Di Sumbersewu, Sound Horeg bahkan telah menjadi tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dan menjadi hiburan utama dalam berbagai acara, dari pesta pernikahan hingga acara desa. Namun, perhelatan tahun ini diundur dari jadwal biasanya karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.

Meskipun menimbulkan kontroversi karena potensi kebisingan dan kerusakan, Sound Horeg tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat. Kehadiran polisi setempat turut membantu mengamankan acara agar tetap kondusif dan mencegah kemacetan lalu lintas.

Desa Sumbersewu, Banyuwangi, Jawa Timur

Desa Sumbersewu terletak di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar 30 km dari pusat pemerintahan kabupaten. Desa ini berbatasan dengan Desa Kumendung di utara, Selat Bali di timur, Desa Tembokrejo di selatan, dan Desa Bagorejo di barat. Dengan luas wilayah 505,125 hektar, Sumbersewu terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Krajan dan Dusun Palurejo.

Topografi Desa Sumbersewu merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 0,03 meter di atas permukaan laut, menjadikannya daerah pesisir. Suhu rata-rata berkisar antara 26 hingga 30 °C dengan curah hujan tahunan sekitar 3.000 mm. Tekstur tanah yang pasiran dan berwarna hitam membuat desa ini cukup subur dengan sumber air yang memadai. Kondisi ini mendukung mata pencaharian utama penduduk sebagai petani.

Pada tahun 2017, Dusun Palurejo di Desa Sumbersewu dicanangkan sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB). Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kondisi wilayah pesisir dengan data administrasi kependudukan yang kurang memadai serta tingkat kenakalan remaja yang perlu dibina. Program Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengendalian jumlah penduduk dan pemberdayaan keluarga.

Meriahnya Perlombaan Sound Horeg di Sumbersewu

Adu sound system di Sumbersewu menyuguhkan pemandangan yang menarik. Truk-truk yang dimodifikasi dengan sistem audio raksasa berjejer, bersaing untuk menghasilkan suara terkeras dan terbaik. Para peserta tampak antusias mempersiapkan peralatan dan mengatur posisi sound system mereka. Ribuan penonton memadati area sekitar, menikmati alunan musik yang menggema di seluruh desa.

Atmosfer perlombaan sangat meriah. Para penonton berbaur, bernyanyi, dan berjoget mengikuti irama musik. Anak-anak tampak bergembira, berlarian di antara kerumunan. Suasana ini menunjukkan bagaimana Sound Horeg telah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Sumbersewu. Acara ini tidak hanya sekadar perlombaan, tetapi juga ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar warga.

Meskipun ada kekhawatiran akan potensi gangguan, panitia dan pihak berwenang telah berupaya untuk meminimalisir dampak negatifnya. Pengaturan waktu dan lokasi perlombaan, serta kehadiran polisi, bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan warga sekitar. Kapolsek Muncar AKP Mujiono mengatakan jika pelaksanaan sound horeg ini sebelumnya telah melalui persiapan yang matang. Diketahui jika ada sebanyak 20 tim sound horeg yang ikut dalam kegiatan di Lapangan Sumbersewu ini.

 

Kontroversi dan Pertimbangan di Balik Tradisi Sound Horeg

Di balik kemeriahannya, Sound Horeg juga menimbulkan kontroversi. Suara keras yang dihasilkan sistem audio raksasa berpotensi mengganggu ketenangan warga sekitar, terutama mereka yang tinggal di dekat lokasi perlombaan. Potensi kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan akibat kebisingan juga menjadi pertimbangan.

Namun, bagi sebagian besar warga Sumbersewu, Sound Horeg merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas mereka. Mereka menganggapnya sebagai bentuk ekspresi diri dan hiburan yang telah menjadi tradisi turun-temurun. Oleh karena itu, pemerintah desa mendukung penyelenggaraan acara ini, dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan warga. Pihak kepolisian dibantu oleh masyarakat desa pun bersama menggelar kegiatan sound horeg dengan tertib dan kondusif.

 

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Sound Horeg

1. Apa itu Sound Horeg?

Sound Horeg adalah tradisi memutar musik keras lewat speaker besar di atas kendaraan, biasanya dilakukan saat karnaval atau perayaan.

2. Dari mana asal tradisi ini?

Tradisi "sound horeg" muncul dan berkembang pesat di Jawa Timur. Berkembang dari budaya hajatan, lalu dimodifikasi dengan teknologi audio dan kendaraan.

3. Kenapa disebut “horeg”?

“Horeg” dalam bahasa Jawa berarti “bergetar”, menggambarkan efek suara bass yang mengguncang.

4. Kenapa tradisi ini jadi kontroversial?

Karena volumenya sangat keras, bisa mengganggu warga, bahkan merusak kaca rumah atau kendaraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya